Liputan6.com, Jakarta - Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyatakan, elektabilitas Joko Widodo atau Jokowi mencapai 38,9 persen, sedangkan elektabilitas Prabowo Subianto berada pada angka 12 persen.
"Dalam jawaban spontan, dukungan untuk Jokowi pada September 2017 ini sebesar 38,9 persen, dan Prabowo 12 persen," ujar Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan, Kamis (5/10/2017).
Survei ini dilakukan 3-10 September 2017. Populasi survei ini adalah WNI yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Dari populasi itu dipilih secara multistage random sampling sebanyak 1.220 responden.
Advertisement
Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1057 atau 87 persen. Sebanyak 1.057 responden ini yang dianalisis. Margin of error rata-rata dari survei dengan ukuran sampel tersebut sebesar ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan asumsi simple random sampling.
Djayadi Hanan menyatakan, nama-nama selain Jokowi dan Prabowo di bawah 2 persen, seperti Susilo Bambang Yudhoyono, Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama, hingga Jusuf Kalla.
Sementara itu, jika hanya ada dua nama calon presiden, Jokowi dan Prabowo Subianto, maka Jokowi akan meraih 57 persen suara jika pemilihannya dilakukan sekarang atau September 2017. Dukungan ini naik dari 53,7 persen pada Mei 2017.
Sementara dukungan pada Prabowo cenderung turun dari 37,2 persen pada Mei 2017 menjadi 31,8 persen pada September 2017.
"Dalam tiga tahun terakhir, bagaimanapun simulasinya, elektabilitas Jokowi cenderung naik, dan belum ada penantang cukup berarti selain Prabowo. Prabowo pun cenderung tidak mengalami kemajuan."
Survei
Beberapa waktu lalu, hasil Survei Saiful Munjani Reserach and Consulting (SMRC) menyebut bahwa hanya sekitar 5,1 persen masyarakat Indonesia yang percaya dengan isu mengenai keterkaitan Presiden Jokowi dengan kebangkitan PKI.
"Hanya sekitar 5,1 persen publik Indonesia yang percaya dengan isu tersebut. Mayoritas publik (75,1 persen) tidak percaya Jokowi bagian atau terkait dengan PKI," kata Direktur Progaram SMRC Sirojuddin Abbas saat ditemui di Kantor SMRC Jakarta Pusat, Jumat, 29 September 2017.
Menurut Sirojuddin, ketidaksetujuaan isu kebangkitan PKI tergambar pada pendukung Prabowo maupun Jokowi.
Kendati begitu, dia menyebut bahwa pendukung Prabowo memiliki porsi setuju lebih banyak tentang isu tersebut, dibanding dengan pendukung Jokowi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement