Liputan6.com, Jakarta - Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengakui, ada tiga jenis amunisi pada senjata Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) milik Brimob yang tengah menjadi polemik, antara lain asap, gas air mata, dan tajam. Namun, amunisi tajam di sini berbeda dari makna peluru tajam pada umumnya.
Menurut Setyo, amunisi tajam SAGL hanya berfungsi untuk melumpuhkan sasaran, bukan mematikan. Material yang terkandung pada amunisi tajam SAGL juga berbeda.
Baca Juga
"Tajam tadi hanya mengejutkan dengan butiran kecil, tidak untuk mematikan, tapi melumpuhkan. Sekali lagi melumpuhkan itu perlu dipahami," ujar Setyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (6/10/2017).
Advertisement
Setyo menjelaskan, material yang terkandung dalam amunisi tajam adalah butiran logam kecil. Amunisi itu juga bisa disebut sebagai peluru tabur yang fungsinya bisa untuk memberi efek kejut pada sasaran.
"Ini fungsinya untuk mengejutkan, ini kan beda. Jadi, kalau ada orang di belakang tembok kemudian dia ditembak dengan granat itu, dia akan terkejut dan keluar, kemudian lakukan penangkapan. Itu yang dimaksud dengan pengejut," jelas dia.
Meski begitu, Setyo memastikan, polemik senjata milik korps Brimob Polri ini sudah jelas. Dari hasil rapat koordinasi di Kemenko Polhukam, TNI akan segera membuat rekomendasi agar senjata yang saat ini masih tertahan di Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta itu dikeluarkan.
Namun, dengan catatan, agar amunisi tajam dititipkan di Mabes TNI. "Itu sudah selesai. Kita titipkan (amunisi tajam) di TNI, apabila diperlukan bisa diambil," ucap Setyo.
Menko Wiranto
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto memastikan senjata Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kal 40 x 46mm sebanyak 280 pucuk milik Polri, terdapat amunisi tajamnya. Oleh sebab itu, senjata tersebut masih tertahan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Namun, Wiranto telah menginstruksikan Panglima TNI Gatot Nurmantyo agar mengeluarkan rekomendasi terkait senjata tersebut tetapi dengan sejumlah catatan.
"Sekarang yang berkaitan dengan pengadaan SAGL 40 x 46 mm, yang masih tertahan di Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta, akan segera dikeluarkan rekomendasi dari Panglima TNI. Dengan catatan, amunisi tajamnya dititipkan ke Mabes TNI," kata Wiranto usai rapat pembahasan senjata api di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (6/10/2017).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement