Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 280 pucuk Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) 40 kali 46 atau senjata pelontar granat milik brimob Polri yang tertahan di kargo Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) akan segera dikeluarkan.
Hal ini sesuai keputusan Rapat Koordinasi (Rakor) yang berlangsung selama 1 jam di Kantor Menkopolhukam yang dihadiri oleh Panglima TNI , Kapolri, Kepala BIN, Menteri Pertahanan, Kepala Pindad, dan Dirjen Bea Cukai.
Baca Juga
VIDEO: Skincare Abal-Abal! Tren Kecantikan atau Penipuan? Waspada Bahaya di Balik Produk Murah
VIDEO: Wali Murid Paksa Siswa Sujud dan Menggonggong Resmi Ditahan! Pelaku Terancam Hukuman 3 Tahun Penjara
Saksikan Sinetron My Heart Episode Jumat 15 November 2024 Pukul 17.00 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya
Seperti ditayangkan Liputan6 Petang SCTV, Jumat (6/10/2017), rakor tersebut juga memutuskan akan meninjau ulang sejumlah regulasi pengadaan senjata yang nantinya akan disederhanakan atau menjadi satu aturan saja.
Advertisement
Meski demikian satu dari tiga jenis amunisi yang disertakan dalam impor senjata itu, yaitu jenis gas air mata, gas asap bisa turut diambil. Sedangkan amunisi yang tajam dititipkan ke Mabes TNI.
Impor SAGL 40 kali 46 oleh Brimob sempat tertahan di kargo Bandara Soetta. Meski telah tiga kali mendatangkan senjata jenis ini, sempat muncul polemik terkait impor senjata ini oleh Brimob Polri.