Sukses

Curah Hujan Tinggi, Warga Bogor Diimbau Waspada Pergerakan Tanah

Kabupaten Bogor dipetakan sebagai wilayah rawan pergerakan tanah, longsor dan banjir bandang.

Liputan6.com, Bogor - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, meminta masyarakat mewaspadai pergerakan tanah, longsor, dan banjir bandang. Hal tersebut mengingat curah hujan di wilayah Bogor cenderung meningkat dalam satu pekan terakhir ini.

"Kami minta warga yang tinggal di daerah rawan bencana alam untuk meningkatkan kewaspadaan saat diguyur hujan," kata Sekretaris BPBD Kabupaten Bogor, Budi Pranowo, Senin (9/10/2017).

Peringatan kewaspadaan bencana alam itu sudah disampaikan kepada masyarakat melalui relawan kecamatan dan desa. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi risiko bencana agar tidak menimbulkan korban jiwa. 

Saat ini, Kabupaten Bogor dipetakan sebagai wilayah rawan pergerakan tanah, longsor dan banjir bandang karena terdapat daerah aliran sungai juga topografi perbukitan dan pegunungan. Bahkan beberapa daerah di antaranya merupakan langganan longsor dan banjir bandang.

Biasanya, peluang bencana alam itu terjadi jika intensitas curah hujan meningkat. Terlebih, beberapa bulan terakhir terjadi kemarau panjang sehingga membuat tanah menjadi rengkah dan retak-retak. 

"Ini berpotensi terjadinya pergerakan tanah dan longsor ketika diguyur hujan deras," ujar Budi.

 

 

2 dari 2 halaman

22 Titik Rawan

Saat ini, potensi daerah rawan pergerakan tanah tersebar di 22 kecamatan antara lain Kecamatan Babakanmadang, Bojonggede, Caringin, Cariu, Ciampea, Ciawi, Cibinong, Cibungbulang, Cigombong, Cigudeg, Cijeruk, Cileungsi, Ciomas, Cisarua, Ciseeng, Citeureup, Dramaga, Gunungputri, Gunungsindur, Jasinga, Jonggol, dan Kemang.

Di daerah itu kerap kali terjadi pergerakan tanah dan banjir bandang. Akibat bencana tersebut dipastikan rumah dan harta benda warga mengalami kerusakan.

Budi menjelaskan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dramaga memperkirakan selama sepekan kedepan curah hujan meningkat.

"Untuk meminimalisir hal itu, kami terus berkoordinasi dengan TNI, Polri, PMI, Dinkes, kecamatan, dan desa untuk mengatasi bencana itu," kata Budi.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â