Sukses

Salah Satu Musuh BNN Itu Bernama Cukimin

Cukimin mengendalikan peredaran ekstasi di wilayah Bandung dan menjadi musuh BNN dalam pemberantasan narkotika.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) menggagalkan penyelundupan narkoba oleh jaringan internasional. Petugas mengamankan 14 pelaku. Delapan di antaranya merupakan narapidana yang berasal dari empat lapas yang berbeda.

Cukimin adalah salah satunya. Penghuni Lapas Cipinang, Jakarta Timur itu mengendalikan peredaran ekstasi di wilayah Bandung dan menjadi musuh BNN dalam pemberantasan narkotika.

"Semua kasus ini melibatkan pelaku yang di lapas. Di Bandung itu (digerakkan) dari Lapas Cipinang atas nama Cukimin," kata Kepala BNN Komjen Budi Waseso di Gedung BNN, Jakarta, Selasa (10/10/2017).

Saat menggagalkan kasus jaringan narkoba internasional tersebut, BNN menyita barang bukti sabu kurang lebih 37 kilogram (kg), 26 ribu butir pil ekstasi, dan 5,97 kg tembakau gorila yang dicampur ganja sintetis. Petugas juga mengamankan satu senjata api rakitan di empat tempat berbeda.

"Di Medan kita temukan pencetakan ekstasi, lalu sabu di Pekanbaru, ada yang di Bandung dan di Tawau. Untuk napi yang di Sumut dari lapas Binjai atas nama Rudi alias Ajun," ungkap Budi Waseso.

Pria yang akrab disapa Buwas ini mengatakan pelaku bisa dikenai hukuman mati sesuai Pasal 114 ayat 2 junto 132 ayat 1, Pasal 112 ayat 2, UU Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

"Mereka ancamannya jelas dari barang bukti yang kita sita hukiman mati, tapi tergantung proses hukumnya (persidangan)," tegas Buwas di BNN.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Tabuh Genderang Perang

Presiden Joko Widodo hadir dalam pemusnahan narkoba yang diselenggarakan Badan Narkotika Nasional (BNN) di Silang Monas, Jakarta. Pada kesempatan itu, Jokowi kembali menyatakan perang terhadap narkoba.

"Kalau lihat barang seperti ini kita harus nyatakan perang besar terhadap narkoba," tegas Jokowi di Silang Monas, Jakarta, Selasa (6/12/2016).

Jokowi geram mengetahui banyaknya narkotika yang diselundupkan ke Tanah Air. Terlebih, ada 15 ribu generasi muda Indonesia mati setiap tahunnya. Jumlah ini sangat jauh jika dibanding dengan jumlah bandar dan pengedar narkoba yang mati setiap tahunnya.

"Pertanyaan ini untuk Kepala BNN supaya dibandingkan dengan 15 ribu yang mati karena narkoba biar jelas. Tolong ini diberikan garis bawah," Jokowi memungkasi.