Fokus, NTT - Keterbatasan sarana infrastruktur pemerintah sudah menjadi hal yang biasa bagi warga di perbatasan RI dan Republik Demokratik Timor Leste. Warga terpaksa beraktivitas dalam segala keterbatasan infrastruktur tersebut
Dusun Aitemuk, Desa Fatulotu, lasiolat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur hanya bisa dicapai dengan melintasi jalan-jalan sabuk merah perbatasan yang masih dalam perbaikan.
Desa ini langsung berbatasan dengan Sub Distrik Balibo sejauh lima kilo memiliki sarana infrastruktur yang sangat memperihatinkan. Sejak berdiri tahun 1985 hingga kini pembangunannya terlantar.
Advertisement
Seperti ditayangkan Fokus Pagi Indosiar, Jumat (12/10/2017) material bangunan balai sudah usang tanpa dilengkapi jendela dan berlantai tanah. Tak ada fasilitas apapun dalam gedung termasuk kursi padahal pemerintah setempat yang setiap minggunya melakukan rapat desa bersama warga. Para peserta rapat terpaksa duduk di jendela.
Indosiar untuk mimpi Indonesia sedianya mengubah wajah dusun di desa ini diantaranya dengan pembangunan infra struktur balai warga. Kedepannya balai ini menjadi sarana serbaguna untuk rapat desa, posyandu, tempat latihan menyanyi bagi umat kristiani dan PAUD bagi anak anak.
Komandan kodim 1605 Belu Letkol Inf Nurhidin Ady Nugroho menjeaskan pembangunan infrastruktur di daerah perbatasan membutuhkan keterlibatan semua pihak.
Dengan bantuan dari Indosiar untuk mimpi Indonesia pembangunan dan perbaikan infra struktur seperti balai dusun aktivitas warga bisa berjalan baik dan lancar. Sehingga pembangunan desa tidak mengalami kendala lagi.