Sukses

Gempa Tremor Mulai Guncang Gunung Agung

Dalam catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), terjadi tiga kali gempa tremor non-harmonic.

Liputan6.com, Jakarta - ‎Gempa tremor nonharmonic terasa di Gunung Agung. Dalam laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), gempa tremor non-harmonic tercatat terjadi tiga kali.

Masing-masing gempa itu berdurasi 80-140 detik dengan amplitudo 1.5-4 mm.

Kepala Subbidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil‎‎, menjelaskan ‎tremor nonharmonic sering juga disebut spasmodic burst atau spasmodic tremor.

"Dia adalah rentetan beberapa gempa vulkanik di mana satu gempa muncul sebelum gempa sebelumnya selesai. Secara fisis merefleksikan aliran fluida magmatik (gas, liquid, atau solid)," kata Devy saat dihubungi, Denpasar, Kamis 12 Oktober 2017.

Menurut dia, gempa tremor seperti di Gunung Agung ini tak melulu diikuti letusan, kecuali kalau terjadi secara terus-menerus.‎ "Manifestasi permukaan bisa hanya berupa pelepasan gas atau asap ke permukaan," jelas Devy.

Tremor harmonik, kata dia, bisa terjadi jika aliran fluida (batuan berbentuk cair atau lava) mengakibatkan bergeraknya conduit (saluran) dan membuat resonance effect atau efek resonansi.‎ Devy berharap, manifestasi di permukaan hanya berupa gas dan asap saja. Jadi, tekanan di bawah perut Gunung Agung cepat habis.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Imbauan

Untuk meminimalisasi risiko erupsi Gunung Agung, masyarakat terdampak yang mengungsi di sejumlah titik diminta tetap konsisten mengikuti imbauan pemerintah.

Mereka diharapkan hanya mempercayai informasi yang valid, seperti dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan TNI/Polri.

"Masyarakat, khususnya para pengungsi, harus tetap memperhatikan dan menaati langkah-langkah penyelamatan yang diberikan pemerintah. Jangan mudah percaya dengan berita hoax yang menyesatkan seputar Gunung Agung," ujar Dirjen IKP Kominfo, Niken Widiastuti kepada Liputan6.com, Selasa (10/10/2017).

Menurut Niken, kini saatnya masyarakat menggunakan media sosial (medsos) untuk menginformasikan hal-hal positif untuk para pengungsi Gunung Agung agar merasa aman dan nyaman.

"Masyarakat harus mendapatkan informasi-informasi terkini dari sumber tepercaya terkait Gunung Agung. Lawan hoax seputar Gunung Agung dengan data dan fakta," ucap Niken.