Liputan6.com, Jakarta - Puluhan pemuda-pemudi dari beberapa kabupaten di Bali mendapat pembekalan pemuda mandiri di desa selama tiga hari dari Kementerian Pemuda, dan Olahraga (Kemenpora) RI.
Pembekalan yang bertemakan "Membangun spirit kepeloporan pemuda yang kreatif dan inovatif menuju kemandirian bangsa," ini telah dibuka Asisten Deputi Kepemimpinan, dan Kepeloporan Pemuda Kemenpora, Ibnu Hasan.
Ibnu Hasan mengatakan, pembekalan dilakukan agar para pemuda Indonesia pada umumnya dan di Bali khususnya kelak bisa menjadi pemuda pemudi yang mandiri, mawas diri, tahu diri, toleran dan memiliki nilai-nilai kebhinekaan.
Advertisement
"Pemuda harus pandai memanfaatkan ketika di daerahnya. Mereka ini mendaftar secara online sebelumnya ini stimulan 3 bulan. Kita bekali mereka dengan ilmu yang bermanfaat agar kelak bisa jadi sukarelawan, mereka dibekali seterusnya dilepas," kata dalam keterangan tertulis, Minggu (15/10/2017).
"Intinya mereka harus lebih baik dari kami, tantangan sekarang itu lebih sulit, mereka harus lebih ulet, tahan banting, toleran, mawas diri, tahu diri, pokoknya harus lebih dari kami," tuturnya.
Menurutnya, pemuda harus sebagai subjek dalam pembangunan nasional. Dan ini merupakan arahan Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Ada sekitar 1.500 orang pemuda-pemudi dari 10 provinsi yang diberikan pembekalan termasuk Bali.
Â
10 Provinsi
Sepuluh provinsi tersebut antara lain, Palembang, Lampung, Kalimantan Barat dan Timur, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan termasuk Bali.
Sementara itu Sofiyan Halim Ketua Panitia, Teras Ide mengatakan, giat pembekalan kepada para pemuda tersebut berlangsung selama tiga hari yang dimulai Kamis-Sabtu, 12-15 Oktober 2017 di Denpasar Timur.
Ada 8 pemateri atau narasumber seperti dari tim Indonesiaku. Pelatihan ini materinya lebih kepada kerajinan, sandang, juga tentang pengembangan usaha bidang pangan, dan Event Organizer (EO).
"Pesertanya disharing dari Kemenpora," ungkap dia.
Dari Bali, ada sekitar 42 orang yang lulus seleksi dari Kemenpora, dimana pada tanggal 3 Oktober 2017 lalu telah dilakukan "technical meeting". Output dari event ini katanya menciptakan pemuda pelopor yang mandiri di desa masing-masing.
"Jadi pesertanya satu orang satu desa mereka diberi anggaran sekitar Rp13juta per orang itu mewakili satu orang satu desa, dana itu untuk dikembangkan, dan mereka membuat proposal," imbuh Sofiyan Halim
Selain materi, para peserta juga diberikan honor perbulan Rp 3 juta. Setiap peserta harus mendapatkan dukungan dari masing-masing desanya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement