Liputan6.com, Mataram - Presiden Joko Widodo atau Jokowi hari ini meresmikan operasional pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Peresmian ini ditandai dengan pemukulan rantok (lesung).
Namun, ada yang menarik sebelum Jokowi meresmikan operasional KEK tersebut. Saat itu, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution tengah membacakan sambutannya. Hanya saja, tanpa diketahui penyebabnya, Darmin terus menerus batuk sehingga mengganggu pemaparan yang dia sampaikan.
Baca Juga
Melihat kondisi Pak Menko yang tak membaik, Menteri BUMN Rini Soemarno berbaik hati berdiri sambil mengantarkan air mineral. Sayangnya, meski sudah melegakan tenggorokan dengan air minum, batuk yang mendera Darmin tetap tak kunjung berhenti.
Advertisement
"Maaf Pak Jokowi, saya batuk karena terlalu bersemangat," ucap Darmin yang mengundang gelak tawa seluruh tamu undangan yang hadir di Mandalika, Lombok, Jumat (20/10/2017).
Kemudian, tibalah giliran Presiden memberi sambutan sekaligus meresmikan KEK Mandalika. Setelah mengucap salam serta menyapa hadirin, Jokowi langsung membahas tentang batuk Darmin yang disebutnya bukan karena terlalu bersemangat.
"Pak Menko batuk katanya karena semangat, tapi sebetulnya karena merokok. Perokok berat Pak Menko itu," sindir Jokowi sambil tersenyum dan disambut gelak tawa para tamu undangan.
Tak hanya itu, sambil bercanda, Jokowi juga menyinggung Menteri Rini yang mengantarkan air minum untuk Darmin.
"Untung ada Menteri BUMN rela antar air putih, tapi (Menko Darmin) tetep batuk karena merokoknya banyak," kata Jokowi yang kembali mengundang gelak tawa hadirin.
Arsitektur Luar Negeri
Tak hanya Menko Perekonomian, pada kesempatan yang sama Jokowi juga menyindir para developer atau pengembang serta pemilik hotel dan bangunan lainnya di kawasan wisata Pulau Lombok yang membuat bangunan dengan arsitektur bergaya luar negeri.
Menurut Presiden, semua bangunan yang ada di kawasan wisata Lombok harus sesuai dengan karakter daerah, seperti menyerupai bangunan khas ala suku Sasak yang berbentuk lumbung, bukan menyerupai bangunan daerah lain.
"Karakter bangunan di sini (Lombok) harus ada pembedanya dengan yang ada di Bali dan kawasan lainnya. Misal seperti rumah Sasak," kata Jokowi.
Presiden mengatakan, bangunan yang ada di setiap daerah memiliki karakter tersendiri. Karena itu, dia meminta agar bangunan yang memiliki nilai leluhur itu tetap dilestarikan sehingga karakter yang menunjukkan kekhususannya tetap ada.
"Kekuatan karakter yang dimunculkan. Harus ada diferensiasi, karakter lokalnya diangkat. Jangan banyak model Spanyol," tegas Jokowi.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Advertisement