Sukses

Lempar Bom ke Gubernur Sulsel, Teroris Makassar Buron Sejak 2013

Densus 88 Polri menangkap terduga teroris B setelah membuntutinya selama beberapa hari terakhir di Desa Timampu.

Liputan6.com, Makassar - Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri kembali menangkap pelempar bom dalam acara gerak jalan Partai Golkar yang dipimpin Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, pada 2013 silam.

Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Selatan Kombes Dicky Sondani, mengatakan pelaku berinisial B alias N (42) warga Kampung Katimbang, Kelurahan Paccerakang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pada kesehariannya, B dikenal sebagai seorang petani.

"Pelaku selama ini berstatus DPO tepatnya sejak tahun 2013," kata Dicky, Makassar, Selasa (24/10/2017).

Densus 88 Polri menangkap B setelah membuntutinya selama beberapa hari terakhir di Desa Timampu, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Sulsel.

"Pelaku ditangkap tadi tepatnya pukul 07.04 Wita dan langsung dibawa ke Jakarta oleh tim Densus," terang Dicky.

Menurut dia, Densus 88 juga mengamankan istri terduga teroris, R. Perempuan 31 tahun itu diketahui sebagai ibu rumah tangga dalam kesehariannya.

"Semua dibawa langsung ke Jakarta untuk diinterogasi sekaligus mengusut kemungkinan keberadaan jaringannya yang lebih luas," jelas Dicky.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

9 Teroris 1 Hari

Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap sembilan terduga teroris di tiga provinsi. Kesembilan terduga teroris itu ditangkap dalam operasi serentak, Selasa (24/10/2017).

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto menuturkan, penangkapan pertama terjadi di daerah Sulawesi Selatan.

Densus lalu menangkap lima terduga teroris di Riau. Mereka adalah YH alias AZ, W alias AA, BST alias AI, dan H alias AB.

Kelima terduga teroris itu, kata Rikwanto, diduga merencanakan teror di sejumlah kantor polisi di wilayah Pekanbaru.

Densus menangkap dua terduga teroris di wilayah, Jawa Tengah. Keduanya yang ditangkap masing-masing bernama MK dan H. Keduanya diduga penyandang dana kelompok Hendro Fernando (terduga teroris bom Thamrin).

"Kelompok ini terkait dengan Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) di Poso pada 2015 hingga 2016," tambah Rikwanto.

Kemudian, Densus juga menangkap HW alias J alias LI di wilayah Jawa Timur. Terduga teroris itu diduga terlibat dalam kelompok teroris Bekasi yang berencana meledakkan Istana Negara.

"Dia membantu pernikahan terduga teroris Nur Sholikin dengan Dian Yulia Novi. Dia juga merupakan anggota grup telegram 'Warkop', yang di dalamnya juga terdapat Bahrun Naim dan Khafid Fathoni," tandas Rikwanto.