Sukses

Pabrik Mercon Meledak Diduga Pekerjakan Anak di Bawah Umur

Ada korban ledakan pabrik mercon di bawah umur yang dirawat di RSU Kabupaten Tangerang. Kewenangan pengawasan terletak di Disnaker Provinsi

Liputan6.com, Tangerang - Pabrik kembang api PT Panca Buana Cahaya yang meledak di Kosambi, Tangerang, diduga mempekerjakan anak di bawah umur. Indikasi itu terungkap dari data korban yang dirawat di RSUD Kabupaten Tangerang.

Salah seorang korban bernama Siti Fatimah masih berusia 15 tahun. Bila Siti benar merupakan pekerja di PT Panca Buana Cahaya, hal itu merupakan pelanggaran.

"Kewenangan untuk pengawasan tenaga kerja dibawah umur berada di Disnakertrans Provinsi (Banten)," kata Jarnaji, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Tangerang, ketika dikonfirmasi Kamis 26 Oktober 2017.

Menurut dia kewenangan itu sesuai dengan Undang-undang (UU) nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Pemda).

"Disnakertrans Kabupaten Tangerang memiliki kewenangan terkait peselisihan hubungan industrial," ia menjelaskan kewenangan institusinya.

Namun, Jarnaji tak akan tinggal diam. Ia memastikan tetap akan menerjunkan tim untuk mendata para korban luka dan jiwa, termasuk memeriksa kemungkinan pelanggaran.

"Ini demi kemanusiaan dan koordinasi lintas instansi," jelasnya.

Berikut daftar nama korban yang berada di RSU Kabupaten Tangerang:

1) Nurhayati (20)

2) Lilis (22)

3) Siti Fatimah (15)

4) Atin Puspita (32)

5) Sami (35)

6) M.Khadiman

7) Anggi (18)

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini

2 dari 2 halaman

Datangi RS Polri

Keluarga korban tewas ledakan gudang mercon di Kosambi, Tangerang, mulai berdatangan ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Mereka masuk bergantian ke gedung atau posko antemortem yang berada di seberang RS Polri.

Pantauan Liputan6.com, Kamis 26 Oktober malam sekitar pukul 20.43 WIB, salah satu keluarga korban tiba dengan membawa beberapa dokumen. 

Di pintu posko, para keluarga korban ledakan gudang mercon langsung disambut petugas keamanan posko. Mereka pun langsung diarahkan ke meja laporan yang berada tidak jauh dari pintu depan posko.

Di meja laporan, tiap-tiap perwakilan keluarga mengisi formulir identitas dan menyerahkan surat kelengkapan identitas diduga korban, seperti kartu keluarga (KK) dan foto korban.

"Ada bawa KTP, KK dan foto," ujar salah satu keluarga yang ditemui di lokasi.

Dari rombongan keluarga yang hadir, terhitung ada tiga rombongan keluarga yang sudah tiba di posko antemortem RS Polri.

Saat ini pihak RS Polri juga mendirikan tenda besar di depan posko. Sebab kemungkinan besar para keluarga korban akan mulai berdatangan besok pagi atau 27 Oktober.