Liputan6.com, Jakarta - Api membakar pabrik sekaligus gudang kembang api di Kosambi, Kabupaten Tangerang, Kamis 26 Oktober 2017. Sejumlah keluarga kalang kabut karena menduga orang terkasih menjadi korban dalam insiden tersebut.
Seperti keluarga Asep Angga Gunawan. Mereka tak menyangka kebakaran tersebut merenggut puluhan nyawa. Terlebih, pada 25 Oktober malam, Asep masih mengunggah status tentang optimisme hidup di Facebook.
"Insa allah jomblo sampe sukses," tulisan Asep pukul 19.29 WIB.
Advertisement
Paman korban, Ujang Samsul Mu'in, membenarkan akun Facebook itu milik Asep.
"Iya betul itu. Tapi kami enggak nyangka bakal begini," tutur Ujang di posko Ante Mortem RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Sabtu (28/10/2017).
Ujang datang bersama lima anggota keluarganya. Mereka masih menanti kepastian identifikasi yang dilakukan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri. Jika pun nanti Asep teridentifikasi sebagai salah satu korban meninggal, mereka ikhlas.
"Mudah-mudahan anak kami segera ditemukan. Apapun kondisinya, keluarga sudah menerima," kata Ujang.
Untuk identifikasi, dia membawa sejumlah berkas dan dokumen milik Asep. Ada ijazah, kartu keluarga, dan foto terakhir Asep. Musibah kebakaran awalnya diketahui Ujang dari pemberitaan di televisi.
Mengetahui Asep bekerja di pabrik kembang api milik PT Panca Buana Cahaya Sukses tersebut, Ujang berupaya menghubungi keponakannya itu. Namun, telepon genggam Asep sudah tidak aktif.
Kemudian, keluarga memutuskan mencari Asep di dua rumah sakit tempat korban luka-luka dirawat yaitu RS BUN dan RSUD Tangerang.
Datang jauh-jauh dari Rangkasbitung, Lebak, Banten, mereka berharap, nyawa Asep terselamatkan. Namun, tidak ada nama Asep dalam daftar korban luka.
"Saya sudah cek, enggak ada nama itu dan enggak ditemukan anak saya," ucap Ujang.
Oleh karena itu, mereka pun berangkat ke RS Polri Kramatjati. Membawa sejumlah dokumen dan foto, mereka berharap Asep bisa ditemukan bagaimana pun kondisinya.
"Harapan kami agar cepat ketemu ya, apalagi kami ini kan jauh dari rumah ya, terlunta-lunta," kata Ujang.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Curhatan Asep
Asep, sambung Ujang, sudah dua bulan bekerja di pabrik milik Andri Liyono itu. Asep bekerja sebagai buruh pembuatan kembang api. Dia tinggal di mess yang ada dalam pabrik.
Ujang mengatakan, Asep pada Senin 23 Oktober 2017 lalu, sebelum insiden kebakaran, sempat menghubungi keluarganya. Asep curhat tentang pekerjaannya.
Keluarga, awalnya, sempat khawatir karena Asep bekerja sebagai buruh di pabrik kembang api. Selain karena berat, upah yang diterima tidak seberapa.
"Ada cerita dia soal kerjaan ya. Saya tanya, gimana kerjaannya. Ya enak enggak enak ya. Bahkan dia memperlihatkan foto dia waktu bekerja. Kotor begitu ya. Saya sebagai keluarga ngeri juga," terang Ujang.
"Tapi dia bilang, ini hanya sementara Pak. Sabar aja, nanti saya sambil melamar pekerjaan yang lain," sambung dia.
Kini, keluarga hanya menunggu kepastian soal jenazah Asep. Mereka pasrah, apapun hasil dari identifikasi nanti. "Pengen cepat selesai, supaya jenazah bisa dikubur," tutup Ujang.
Advertisement