Liputan6.com, Jakarta - Anggota Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Syafii Maarif menilai, Suhardi Alius adalah salah satu anak bangsa yang istimewa. Sebab, bagi pria yang biasa dipanggil Buya itu, Suhardi adalah sosok yang berintegritas dan selalu tenang.
"Anak bangsa istimewa. Kalau dia dipolitiki, dia tenang, seorang yang punya dedikasi untuk masalah besar bangsa," kata Syafii pada acara bedah buku Integritas di Tengah Kabut Idealisme - Kepemimpinan dan Pembelajaran Hidup Suhardi Alius di Lemhanas, Sabtu (28/10/2017).
Menurut Buya, dengan integritas yang dimiliki Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu, sosok Suhardi Alius memiliki kapasitas menjadi seorang negarawan.
Advertisement
"Politikus banyak yang rabun ayam. Demokrasi memang tidak bisa dipisahkan dengan parpol. Tapi kalau politikus enggak mau jadi negarawan, repot. Mudah-mudahan Pak Suhardi, saya rasa dia punya potensi besar jadi negarawan," ujar Buya.
Selain itu, dengan kemampuan menangani terorisme, banyak berbagai negara yang meminta Suhardi mengajar tentang bidang itu, dari Turki hingga Australia.
"(Dulu) Anaknya Amrozi minta bunuh polisi, sekarang sudah kibarkan bendera. Ini yang orang barat enggak paham, (Suhardi) jadi konsultan. Dia orang Indonesia loh itu, Tanjung Alay," puji Buya.
Dia pun menilai, Suhardi selalu bisa mengharmonisasikan hati, pikiran, dan tindakannya.
"Masalah besar bangsa ini adalah pecahnya kongsi antara kata dan laku. Kata begini kelakuan begitu. Kalau Suhardi ini enggak pernah pecah kongsi. Kalau hati begini, tangan dan otaknya juga begini. Itu integritas yang dibutuhkan bangsa ini," ucap Buya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Â
Â
Penerbitan Buku
Suhardi Alius menjadi tokoh dalam buku berjudul Integritas di Tengah Kabut Idealisme - Kepemimpinan dan Pembelajaran Hidup Suhardi Alius.
Penulisnya, Dedi Mahardi mengaku berkonsultasi dengan sejumlah pegiat antikorupsi sebelum memilih sosok yang akan dia angkat. Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif, mantan Ketua KPK Abraham Samad, dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar dimintai pendapat. Semua tak membantah integritas Suhardi Alius.Â
"Kenapa saya berani menulis, saya berdiskusi dengan penggiat antikorupsi dari beberapa nama tokoh yang saya rekap, nama Pak Suhardi ranking teratas," kata Dedi.
Awalnya, Dedi sempat khawatir bakal muncul fitnah gara-gara ia dan Suhardi sama-sama berasal dari Padang.
Namun, atas rekomendasi Syafii Maarif dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Dedi mantap menulis buku tentang Suhardi Alius.
"Saya telepon Buya (Syafii Maarif), bagus kata Buya, lanjutkan. Lalu Buya bilang, bukan hanya saya, tapi Imam Besar Istiqlal juga dukung," kata Dedi.
Advertisement