Sukses

Suasana Haru Pemakaman Korban Pabrik Mercon di Garut

Lima korban kebakaran pabrik mercon di Kosambi Tangerang merupakan warga Garut. Kelimanya merupakan kerabat.

Liputan6.com, Garut - Suasana haru menyelimuti pemakaman Slamet Rahmat (27). Ia merupakan salah satu korban meninggal dunia ledakan pabrik mercon di Kosambi Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Kamis (26 Oktober 2017) lalu.

Korban berhasil diidentifikasi tim DVI Mabes polri. Polri menyerahkan jenazah pada pihak keluarga, Sabtu (28 Oktober 2017) malam. Jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Wareng Kampung Karyamukti Desa Karyamukti, Kecamatan Cibatu Garut, Jawa Barat.

Saat mobil ambulans Mabes Polri tiba membawa peti jenazah ke rumah duka, isak tangis keluarga pecah mewarnai. Istri, ibu kandung, hingga kakak korban, histeris.

Kepala Desa Karyamukti Heru mengatakan, Slamet satu keluarga dengan empat korban lainnya.

"Empat saudaranya yakni Ari, Wildan, Aji dan Ridwan berhasil selamat dari maut dengan cara kabur dari kobaran api meskipun mengalami luka bakar di sekujur tubuh," ujarnya, di sela-sela pemakaman.

Slamet, yang bekerja di bagian mesin pengolahan pabrik, tidak sempat menyelamatkan diri.

Kakak Salmet beberapa kali jatuh pingsan, ketika korban akan dishalatkan di masjid sekitar sebelum dimakamkam.

"Almarhum meninggalkan satu orang istri dan satu orang anak yang masih berusia dua tahun," kata Heru.

Lima korban kebakaran pabrik mercon asal Garut merupakan warga Kampung Karyamukti, Desa Karyamukti, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini

2 dari 2 halaman

Merasa Lega

Istri Slamet mengaku bebannya berkurang ketika mengetahui jasad suaminya teridentifikasi.

"Lega," ucap istri Slamet Rahmat, Dani Setyaningsih, di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.

Dia pun meminta doa kepada jurnalis yang hadir agar diberi kelancaran selama memulangkan dan memakamkan suaminya.

"Ya semoga lancar sampai rumah, doakan ya," ujar Dani.

Dia tabah, meski harus menghidupi anaknya seorang diri setelah kepergian Slamet. Berbeda dengan anak korban, Sutrisna binti Alim.

Bocah lelaki itu menangis meraung-raung karena masih terpukul dengan kepergian ayahnya. Sejumlah orang pun berusaha menenangkan bocah itu.