Sukses

Lulusan PT Diminta Berani Bersaing dengan Pekerja Asing

Illa menyatakan, generasi muda dan mahasiswa harus bisa beradaptasi dengan segara perubahan.

Liputan6.com, Jakarta - Koordinator Kopertis (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta) III DKI Jakarta Illah Sailah meminta lulusan Perguruan Tinggi (PT) Indonesia tidak gentar menghadapi penyusutan lapangan kerja akibat perkembangan teknologi yang menggantikan manusia.

"Akan selalu ada lapangan kerja yang baru jika kita kreatif dan inovatif," ujar Illah Sailah di acara wisuda sarjana Univeritas Tarumanegara di JCC Senayan Jakarta, Sabtu 28 Oktober 2017.

Illa menyatakan, generasi muda dan mahasiswa harus bisa beradaptasi dengan segara perubahan, termasuk dengan perkembangan teknologi yang pesat. "Jangan melawan perubahan, karena itu kunci sukses," kata dia.

Tak hanya itu, dia juga meminta para lulusan kampus tak gentar dengan masuknya tenaga asing ke Indonesia. Karena hal tersebut telah menjadi kesepakatan dan berlaku sebaliknya yakni tenaga kerja Indonesia bisa juga bekerja di luar.

"Namun tidak boleh satu bangsa pun merebut NKRI. Kita harus tetap bersatu. Gotong royong dan menjadi orang merdeka dan memerdekakan sesama," ujar dia.

Rektor Untar Agustinus Purna Irawan menyatakan, Hari Sumpah Pemuda harus jadi momen untuk pemuda dan mahasiswa menjaga kebhinekaan dan maju maju bersama.

Sumpah Pemuda, kata dia, harus jadi pendorong generasi muda agar nilai-nilai kebersamaan tidak luntur karena kepentingan sesaat.

"Jangan sampai kita terkotak-kotak karena semua ingin menang sendiri. Nilai- nilai kebersamaan jagan luntur karena kepentingan sesaat," ujar Agustinus.

Saksikan vidio pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Jadi Penyemangat

Ia menegaskan, momentum Sumpah Pemuda harus menyatukan semangat mahasiswa dan pemuda menerapkan nilai-nilai kebinekaan yang diperoleh dari lingkungan kampus ke tengah masyarakat secara konkret.

Menurutnya, atmosfer Untar yang beragam dan semangat kebinekaan di dalamnya dapat dibawa para alumninya ketika berkiprah di masyarakat dan dunia kerja. Jadi, mahasiswa dan wisudawan jangan lagi terkotak-kotak. Semangat kebinekaan harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

"Pemuda jangan terbawa kepentingan kelompok. Yang sering menjerumuskan mereka ke tindak pidana korupsi. Contoh, ada bupati muda atau anggota dewan muda yang terjerat kasus korupsi," ungkap Guru Besar Fakultas Teknik Untar ini.