Sukses

Polisi Menangkap 5 Terduga Teroris di Bima

Polri menangkap lima orang yang diduga anggota kelompok teroris Imam Munandar asal Bima, Nusa Tenggara Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Polri menangkap lima orang yang diduga anggota kelompok teroris Imam Munandar asal Bima, Nusa Tenggara Barat.

"Laporan yang saya terima dari Kapolres, ada lima orang yang diamankan," kata Wakapolda NTB Kombes Tajuddin di Mataram, Rabu (1/11/2017).

Namun, dia belum mengetahui soal identitas dan keterlibatan masing-masing terduga yang merupakan warga Kelurahan Penatoi, Kecamatan Mpunda, Bima Kota. Dia mengatakan, penyidik masih memeriksa kelima terduga teroris tersebut.

"Informasi dari mereka yang diamankan masih didalami dan proses pemeriksaannya berjalan di sana (Bima Kota). Untuk inisialnya belum saya dapatkan," ujar Tajuddin.

Menurut dia, lima terduga teroris itu diciduk di kawasan Pegunungan Oi Sarume, Dusun Mawu Dalam, Desa Mawu, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima.

Antara melansir, kelima pria itu ditangkap polisi pada Selasa, 31 Oktober 2017 malam di sekitar kawasan tempat terjadinya baku tembak yang menewaskan dua anggota kelompok teroris Imam Munandar, yakni MA alias One Dance dan RFJ alias Yaman.

"Saat diamankan, biasa saja, tidak ada perlawanan, tapi ada senjata tajam yang turut diamankan," ucap Tajuddin.

Dia menjelaskan, kelima warga Penatoi itu masih berstatus saksi. Jika nantinya ditemukan keterlibatan dalam komplotan radikal tersebut, maka tidak menutup kemungkinan akan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus terorisme.

"Statusnya masih saksi. Tapi kalau cukup bukti keterlibatannya, ya jadi tersangka, aturannya kan begitu," kata Tajuddin.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Teroris Bima dan Senjata

Sebelumnya, polisi berhasil menembak mati dua orang terduga teroris, Senin, 30 Oktober 2017. Keduanya terlibat baku tembak dengan polisi.

Beberapa barang bukti berhasil disita polisi, antara lain dua pucuk senjata api rakitan, peluru kaliber 556 sebanyak 20 butir, peluru kaliber 38 sebanyak tujuh butir, dua butir peluru berkaliber 9 milimeter. Selain itu, ditemukan perlengkapan obat-obatan dan makanan, beserta tas ransel.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menyebut, senjata api rakitan yang digunakan dua terduga teroris di Bima tidak biasa. Ia menjelaskan, senjata itu bisa menggunakan peluru berbagai jenis kaliber.

"Ada (peluru) kaliber 556 sebenarnya untuk senjata panjang, untuk senapan. Ada lagi yang (peluru) kaliber 38 untuk revolver. Kalau yang (peluru) 9 milimeter untuk pistol," ucap Setyo di Divisi Humas Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 31 Oktober 2017.