Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar telah mendeklarasikan dukungan pada Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur pada Pilkada Jawa Barat 2018. Padahal, jajaran DPD Jabar mencalonkan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang juga kader Golkar sebagai Cagub Jabar.
Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan, partainya pernah menginginkan keduanya, yakni Emil dan Dedi bersanding untuk memimpin Jabar.
Namun, kata Ace, harapan tersebut kandas karena tidak ada kecocokan keduanya untuk menuju Pilkada Jabar 2018.
Advertisement
"Idealnya Pak Dedi dan Pak Emil menyatu, tapi karena Kang Dedi tidak bersedia dicalonkan sebagai wakilnya Kang Emil, tentu kita tidak bisa memaksa," kata Ace di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (1/11/2017).
Karena itulah, kata Ace, Partai Golkar menyandingkan Emil dengan Daniel Muttaqien yang merupakan kader muda, yang kini menjabat anggota DPR RI 2014-2019.
Sekjen Partai Golkar Idrus Marham menyebutkan alasan memilih Daniel, yakni selain karena hasil komunikasi dengan Ridwan Kamil dan Partai Nasdem, juga karena ia merupakan kader muda berprestasi di partai.
"Daniel Muttaqien adalah seorang kader dari anak muda dan juga punya prestasi, punya kerja-kerja politik yang sangat luar biasa. Sehingga kami memproyeksikan akan mendapat respons yang baik tidak hanya di kelompok politisi, masyarakat, tetapi juga di kelompok kaum muda," kata Idrus baru-baru ini.
"Ya kemenangannya (diharapkan) di atas 60 persen," tegas Sekjen Golkar itu menandaskan.
Â
Nonaktif dan Mundur
Ace juga mengatakan Dedi Mulyadi merupakan sosok terbaik yang dapat memberikan contoh pada kadernya, pasca-keputusan Partai Golkar mengusung Ridwan Kamil untuk Pilkada Jabar 2018.
Ace menyebut, Dedi yang menjabat Ketua DPD Partai Golkar Jabar bersama jajaran di DPD Jabar akan tetap patuh dan loyal terhadap putusan di tingkat DPP.
"Ketika DPP putuskan pilihan adalah Kang Emil, maka Kang Dedi dan jajaran DPD Golkar akan loyal dan patuh terhadap putusan DPP tersebut," kata dia.
Ace menjelaskan, apabila Dedi mendapatkan dukungan dari partai politik lain pada Pilkada Jabar, Dedi harus mundur dari jabatannya berdasarkan petunjuk pelaksanaan yang ada.
"Kader Golkar yang maju dari partai atau dicalonkan partai lain, maka seluruh jabatan yang melekat dengan kader tersebut harus nonaktif dan harus mundur," kata dia.
Tak hanya itu, menurut Ace, mundurnya Dedi jika maju Pilkada Jabar 2018, sudah berdasarkan aturan di Partai Golkar. "Karena DPP telah bulat untuk mencalonkan Emil sebagai cagub Jabar," Ace menandaskan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement