Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menduga video penganiayaan pelajar yang dilakukan oleh pria berseragam pegawai negeri sipil (PNS) yang viral, terjadi di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Namun, hal tersebut dibantah oleh Pemerintah Kota Pontianak.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, Mulyadi, mengatakan tidak ada dugaan penganiayaan siswa/siswi SMP di wilayah kerjanya. Mulyadi meyayangkan pernyataan Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud Hamid Muhammad yang menyebut indikasi itu.
Baca Juga
"Saya cek semua sekolah. Bukan di Pontianak. Sudah‎ saya jelaskan, saya minta jelaskan ke Direjn. Di SMP kita, enggak ada seragam macam tuh. Mana ada itu," kata Mulyadi, Senin (6/11/2017) di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Advertisement
Mulyadi meminta Kemendikbud mengecek dugaan tersebut. "Supaya Kemendikbud cek lagi. Jangan asal bicara. Melihat secara jelas. Seluruh sekolah sudah dicek. Mana ada seragam sekolah seperti itu. Pentilasi sekolah saja beda. Saya sudah minta seluruhnya sekolah. Sudah saya cek,"Â ujar Mulyadi.
Dia juga telah menonton video itu. Dia memperhatikan dialek bahasa dalam video tersebut dan mengatakan bahasa daerah yang digunakan bukan dari Pontianak. "Saya lihat, bahasanya bukan bahasa daerah kita. Jadi, yang jelas kalau kejadian di Pontianak, sudah ketahuan. Sampai sekarang mana ada," ucap Mulyadi.
Polda Kalbar pun memberikan pernyataan yang sama. Kabid Humas Polda Jabar AKBP Jonnes Silitonga mengatakan penganiayaan tersebut tak terjadi di Pontianak.
"Tidak ada kejadian itu di Pontianak. Tapi, jika ada perkembangan, pasti kami kabari. Terima kasih," kata Jonnes, saat dihubungi.
Â
Dugaan Kemendikbud
Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud Hamid Muhammad mengatakan, video penganiayaan murid yang viral belakangan ini, bukan terjadi Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung.
Dia menduga video viral tersebut terjadi di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Hamid menyebut, dugaan penganiayaan tersebut justru dilakukan oleh orangtua murid.
"Tapi kita masih cari sekolahnya di mana. Jadi masih sekolahnya di mana dan ada informasi awal, tapi ini masih perlu dikonfirmasi bahwa pelakunya bukan guru tapi orangtua yang anaknya, putrinya dicabuli oleh siswa yang bersangkutan," ujar Hamid di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (6/11/2017).
Akan tetapi, dia menegaskan, semuanya masih dalam proses konfirmasi. Hamid mengaku sudah menugaskan jajarannya untuk mencari tahu kebenaran informasi tersebut.
"Tapi sekali lagi ini akan kita konfirmasi beritanya karena kami sudah menugaskan Kepala LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) yang di Kalimantan Barat untuk koordinasi dengan dinas setempat," tutur Hamid.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement