Liputan6.com, Yogyakarta - Menyambut Hari Pahlawan, ratusan anggota Bregada Rakyat dari berbagai wilayah di Yogyakarta datang ke Taman Makam Pahlawan Kusumanegara, Kamis pagi (9/11/2017), dengan mengenakan busana lengkap keprajuritan.
Seperti ditayangkan Fokus Sore Indosiar, Kamis (9/11/2017), mereka memperingati Hari Pahlawan dengan menggelar tradisi upacara dan ziarah di makam.
Baca Juga
Upacara ini menarik perhatian warga karena kental dengan nuansa budaya dan mirip upacara prajurit pada zaman dahulu. Selain kostum dan tata upacara, aba-aba juga menggunakan bahasa Jawa.
Advertisement
Bagi masyarakat Jawa, khususnya Yogyakarta, Bregada Rakyat adalah pasukan keprajuritan yang dibentuk rakyat untuk pengamanan dan penanggulangan masalah sosial di wilayahnya.
Di Sidoarjo, Jawa Timur, ratusan siswa-siswi sebuah SMK mengadakan upacara bendera untuk memperingati jasa pahlawan, terkhusus arek-arek Suroboyo yang ikut berjuang merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajajah. Upacara sengaja dilakukan di depan para veteran, sebagai saksi hidup perjuangan bangsa.
Selesai mengibarkan bendera merah putih, siswa mendapatkan pelajaran berarti dari para veteran. Diharapkan jiwa nasionalisme genarasi muda tetap tertanam dan tidak mudah terkikis era globalisasi.
Sementara itu, untuk menyambut Hari Pahlawan, Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada empat tokoh nasional di Istana Negara pada Kamis pagi.
Penganugerahan gelar pahlawan nasional diberikan kepada ahli waris dari ke empat tokoh yang telah meninggal dunia.
Empat tokoh yang mendapat gelar pahlawan nasional dari presiden yaitu Maulana Syeikh Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainudin Abdul Madjid, pendiri Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan di Nusa Tenggara Barat.
Kedua, Sultan Mahmud Riayat Syah, tokoh dari Kepulauan Riau, pemimpin tertinggi Kerajaan Riau Lingga Johor Pahang.
Selanjutnya Malahayati, pejuang perempuan dari Kesultanan Aceh. Seorang laksamana yang merancang strategi perang di laut Aceh.
Yang terakhir adalah Lafran Pane, tokoh dari Yogyakarta ini dikenal sebagai pendiri Himpunan Mahasiswa Islam pada 5 Februari 1947.