Liputan6.com, Jakarta - Ada peristiwa tak biasa dalam pengumuman calon gubernur dan wakil gubernur Bali di Kantor PDIP.
Tiba-tiba Hanoman datang dari arah pintu belakang dan terus menari sampai di depan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Padahal, saat itu, Megawati tengah menyampaikan pidatonya soal Pilkada Bali.
Baca Juga
Hasilnya, Megawati harus menghentikan pidatonya. Tak lama setelah Hanoman datang, sepasang laki-laki dan perempuan yang mengenakan pakaian tradisional Bali berjalan ke arah depan dengan diiringi tarian Kecak.
Advertisement
Lalu, calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali pilihan PDIP, I Wayan Koster dan Cok Artha Ardana tiba-tiba datang di belakang sang penari. Wayan datang dengan mengenakan baju merah, sementara Cok warna putih.
"Nah ini nih Bali, ya memang begitu, apa-apa kesenian, ada tarian," kata Megawati usai menyaksikan tarian itu.
Megawati mengaku sulit menentukan calon kepala daerah. Sebab, memilih kepala daerah harus berhati-hati dengan mendengarkan aspirasi, usulan, saran, serta hasil uji kepatutan dan kelayakan.
"Saya yang bikin aturan malah saya lalu pikir, iya yah, tidak gampang ikuti aturan itu," kata Megawati.
Â
Â
Saksikan video di bawah ini:
Tidak Berdasarkan Survei
Menurut Megawati, dia tidak memilih calon kepala daerah berdasarkan survei. Sebab, survei tak dapat dijadikan patokan. Menurut Megawati, ada orang yang kinerjanya bagus, tapi surveinya tidak begitu bagus.
"Rakyat hanya mengenal dia berarti hanya sebuah sosok bukan dari kinerjanya," kata dia.
Untuk itu, kata Megawati, ia tetap berpegang pada keyakinan diri untuk menentukan calon pemimpin.
"Kemenangan ini bukan buat siapa-siapa, tapi buat partai. Selain melihat orang, harus melihat keinginan dan aspirasi masyarakat sendiri," tandas Megawati.
Dengan begini, kata Megawati, diharapkan PDIP menang di Pilkada Bali.
Advertisement