Sukses

3 Pembunuhan Sadis karena Bisikan Gaib

Pembunuhan sadis yang berlatar bisikan gaib tak hanya menimpa dr Ryan Helmi terhadap istrinya. Ada sederet kisah yang menimpa keluarga lain.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi terus memeriksa dr Ryan Helmi yang menembak istrinya sendiri, dokter Letty Sultri. Kejadian memilukan tersebut berlangsung di Klinik Az Zahra, Cawang, Jakarta Timur, Jumat 10 November 2017.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, dari tangan Helmi, penyidik menyita dua senjata api rakitan. Helmi mengaku mendapatkan dua pucuk senpi itu dari orang lain yang belum diketahui identitasnya.

Senpi itu dibeli sekitar Agustus 2017 lalu secara ilegal dengan harga Rp 45 juta.

"Dia mendapatkan senjata itu 3 bulan sebelumnya. Dia membeli dengan harga untuk (jenis) revolver-nya itu harga Rp 25 juta, untuk jenis FN itu Rp 20 juta," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Sabtu 11 Nopember 2017.

Pembunuhan sadis yang terjadi di tengah keluarga tidak hanya dilakukan dr Ryan Helmi terhadap istri, dokter Letty Sultri. Sederet kejadian serupa juga menimpa keluarga lain di sejumlah daerah. Mereka meregang nyawa di tangan orang yang seharusnya melindungi dan mengayomi anggota keluarganya.

Yang lebih miris, pembunuhan itu dilatarbelakangi oleh pelaku yang mengaku mendapatkan bisikan gaib. Di samping faktor-faktor pemicu lainnya.

Berikut ini 3 kasus pembunuhan sadis di tengah keluarga yang berlatar belakang bisikan gaib:

 

2 dari 4 halaman

1. Polisi Mutilasi 2 Anaknya

Aksi sadis dilakukan seorang polisi di Melawi, Kalimantan Barat. Adalah Petrus Bakus, seorang polisi berpangkat brigadir yang tega membunuh dan memutilasi dua anaknya, F dan A yang berusia 5 dan 3 tahun. Saat itu, kedua anaknya tengah tertidur lelap.

Usai menghabisi 2 buah hatinya, dia menghampiri istrinya, W sembari membawa parang. Saat itu, dia menggambarkan sikap anak-anaknya kepada istrinya saat dibunuh.

"Mereka baik, mereka mengerti, mereka pasrah," ujar Petrus kepada istrinya usai membunuh anaknya, F dan A, Jumat 26 Februari 2017.

Kapolda Kalbar Brigadir Jenderal Polisi Arief Sulistyanto menyatakan, pihaknya membantukan tim Inafis dan dokter fo‎rensik untuk mengusut kasus mutilasi tersebut.

Jenderal Bintang satu ini mengatakan, Brigadir Petrus sudah ditahan. Kondisi pelaku dalam keadaan sehat.

"Dia menganggap apa yang dilakukannya itu perintah dari Tuhan. Dia mendapat bisikan untuk melakukan itu semua. Jadi dia merasa sadar dan tidak menyesal. Anaknya pun ikhlas katanya. Tersenyum saat dibunuh dan dia tenang," kata Arief.

Pelaku, lanjut dia, menjawab pertanyaan dari tim penyidik dengan tenang. "Merasa anaknya sudah dikirim ke surga," ujar Arief.

 

3 dari 4 halaman

2. Anak Bunuh Ibu dan Istri

Pembunuhan sadis lainnya juga terjadi di Cirebon, Jawa Barat. Agus Supriyatna tega membunuh ibu kandung, Sumarni (64) dan istrinya Rawiyah (33) pada Sabtu 2 September 2017 sekitar pukul 23.30 WIB.

"Pelaku membunuh ibu kandung dan istrinya dengan menggunakan pisau panjang," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Cirebon, AKP Reza Arifian di Cirebon, Minggu 3 September 2017.

Tak hanya membunuh ibu dan istrinya, Agus juga tega melukai dua anaknya, Guntur yang berusia 3 tahun dan Eka Galuh, 5 tahun. Tak puas menyakiti mereka, Agus makin beringas. Dia juga menganiaya kakak ipar, Lili dan kakak kandung Reni.

"Kedua anak dan kakak pelaku mengalami luka-luka setelah dianiaya," imbuh dia.

Dari tangan pelaku, polisi mengamankan alat bukti berupa pisau pelaku, sarung yang berlumuran darah, pakaian korban, seprai, dan selimut.

Reza mengatakan, pihaknya masih mendalami motif pembunuhan keluarga. Namun, informasi sementara yang didapat dari saksi korban, yakni ada perubahan sikap pelaku.

"Berdasarkan keterangan saksi, pelaku terlihat diam selama tiga hari sebelum mengeksekusi keluarganya. Ia juga suka melamun dan mengucapkan lafalan yang tidak jelas. Pelaku seperti membaca entah apa," ujar dia Minggu 3 September 2017.

"Katanya mendapatkan bisikan halus untuk menumpahkan darah," imbuh Reza.

Sementara itu, kata dia, saat ditanyai, pelaku cenderung diam dan tidak menjawab pertanyaan penyidik. Dia menduga pelaku tengah depresi berat dan mengalami gangguan psikis.

"Masih lihat kondisi dulu untuk kapan waktu yang tepat kami interogasi. Karena pelaku juga terkena gangguan psikis kelihatannya," ujar Reza.

Meski belum dapat menyimpulkan motif utama pembunuhan, untuk sementara, polisi menjerat pelaku dengan Pasal 338 KUHP terkait pembunuhan. Pasal tersebut menjerat pelaku dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

"Kronologis juga masih kita dapatkan berdasarkan keterangan dari warga dan saksi korban," kata dia.

 

4 dari 4 halaman

3. Dokter Tembak Istri

Peristiwa teranyar terkait pembunuhan sadis di keluarga berlatar bisikan gaib terjadi di Klinik Az Zahra, Cawang, Jakarta Timur. Dokter Letty tewas setelah diberondong suaminya dr Ryan Helmi dengan menggunakan senjata api (senpi) di klinik tersebut.

Helmi mengaku tega memberondong peluru ke tubuh istrinya lantaran mendapatkan bisikan gaib. Dia mengaku mendapatkan perintah untuk menghabisi nyawa istrinya, pada Jumat 10 November 2017.

"(Karena) Diperintah, diperintah," ujar Helmi di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jumat (10/11/2017).

Helmi berbicara ngelantur saat ditanya alasan membunuh istrinya. Helmi menyebut dia membunuh Letty lantaran ingin mengejar jiwa istrinya yang ia yakini akan berpindah ke tubuh lain.

"(Alasannya) reinkarnasi. Semua yang mati pasti akan pindah ke tubuh yang lain," ucap dia.

"Jiwa Letty akan datang ke tubuh yang lain. Aku mau ngejar dia," lanjut Helmi.

Hingga saat ini, polisi belum bisa menyimpulkan motif pembunuhan tersebut. Sebab, keterangan pelaku kerap berubah-ubah. Namun, polisi menduga aksi itu dilatarbelakangi masalah rumah tangga.