Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sering melontarkan pernyataan tak lazim ketika menanggapi pertanyaan dari awak media.
Salah satu contohnya adalah soal pejalan kaki penyebab kesemrawutan di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sandiaga mengaku setiap lontarannya itu merupakan hal yang spontan, tanpa skenario.
"Itu spontanitas, enggak ada skrip sama sekali. Makanya kita (saat wawancara) harus diatur lebih baik," ucap Sandiaga sambil tertawa di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (13/11/2017).
Advertisement
Tak hanya itu, Sandiaga Uno mengaku ikhlas ketika diejek warganet atau netizen terkait pernyataan hingga kesehariannya. Menurut dia, ejekan itu juga termasuk sarana berkomunikasi ringan kepada masyarakat.
"Alhamdullilah, itu jadi ladang amal, brand. Dan terbukti waktu di-bully awal-awal pencalonan saya udah bilang, ini bukan hanya dosa kita yang dikurangin, tapi kita juga dapat amal dan keberkahan," papar dia.
Sandiaga bahkan mengingat berbagai bahasan warganet di media sosial. Dia menyebut mulai dari pemakaian celana olahraga saat masih bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, tepatnya Agustus 2016.
Sandiaga melihat berbagai respons warganet secara positif. Apalagi yang dilakukannya merupakan niat baik untuk masyarakat.
"Terbukti itu, bully pertama celana, terus bully kedua, bully ketiga malah mengangkat. Alhamdullilah, Allah selalu memberikan jalannya. Kalau saya tujuan awalnya niat, selama pernyataan kita tunjukkan untuk melayani masyarakat ya Alhamdullilah," ujar Sandiaga Uno.
Bentuk Sosialisasi
Sandiaga juga melihat ejekan warganet merupakan salah satu bentuk hiburan semata. Dia tidak mempermasalahkan ejekan itu.
"Saya enggak telalu mempermasalahkan atau menuntut. Itu bagian hiburan," kata dia.
Sandiaga menyatakan, ejekan warganet jadi salah satu bentuk sosialisasi program kerjanya bersama Anies Baswedan.
"Yang terpenting isu yang beredar dapat solusi terbaik," ujar Sandiaga.
Saksikan vidio pilihan di bawah ini:
Advertisement