Sukses

Banjir Lahar Merapi Kemungkinan Hingga Februari

Puncak musim hujan di kawasan Merapi terjadi pada Januari dan Februari ini. Potensi banjir lahar berpeluang terjadi di lereng barat dan barat daya Merapi serta mengancam seluruh daerah aliran Kali Krasak, Kali Putih, Kali Blongkeng, Kali Pabelan, Kali Senowo, dan Kali Apu.

Liputan6.com, Jakarta: Banjir lahar dingin dari Gunung Merapi yang menyapu sejumlah wilayah di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diperkirakan belum akan berakhir dalam waktu cepat. Pasalnya, karakteristik endapan material vulkanik di sisi barat Merapi dan intensitas curah hujan yang tinggi diperkirakan bakal berlangsung hingga Februari mendatang.

Menurut peneliti pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Daryono, seperti dikutip dari situs BMKG, kawasan barat Merapi banyak menyimpan material Merapi yang lebih ringan. Hasil erupsi tiga bulan silam menyebar ke arah barat, membawa material ringan berupa abu, pasir, dan kerikil.

Lahar, mahasiswa S3 Ilmu Geografi Universitas Gajah Mada itu menambahkan, adalah material piroklastik yang mengalir akibat bercampur dengan air hujan. Meskipun material lahar tersusun atas abu gunung api dan fragmen batuan, tetapi banjir lahar mampu mengalir lebih deras dan lebih cepat jika dibandingkan dengan aliran air biasa. Berdasarkan penelitian, kecepatan aliran lahar bisa mencapai lebih dari 65 kilometer per jam dan dapat mengalir deras hingga jarak lebih dari 80 kilometer.

Saat ini curah hujan di kawanan Merapi sangat tinggi, karena puncak musim hujan di kawasan Merapi terjadi pada Januari dan Februari. Potensi banjir lahar akibat curah hujan ini berpeluang terjadi di lereng barat dan barat daya Merapi serta mengancam seluruh daerah aliran Kali Krasak, Kali Putih, Kali Blongkeng, Kali Pabelan, Kali Senowo, dan Kali Apu [baca: Lokasi Banjir Jadi Tontonan Warga].(BMKG/EPN)
    Video Terkini