Sukses

Pengamat: Pembakaran Markas Polisi Pola Baru Aksi Teror

Mapolres Dharmasraya dibakar. Pelaku, menurut pengamat, terafiliasi ISIS.

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat terorisme Al Chaidar menilai penyerangan dan pembakaran di Mapolres Dharmasraya, Sumatera Barat, merupakan pola baru yang dilakukan oleh kelompok teror. Menurutnya, aksi teror dengan modus ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia.

"Selama ini enggak pernah terjadi. Ini modus baru," kata Al Chaidar saat dihubungi di Jakarta, Senin (13/11/2017).

Al Chaidar menduga, dua pelaku pembakaran Mapolres berafiliasi dengan ISIS. Mengingat pola serangan yang sama yakni menyasar ke kantor kepolisian.

Selain itu, ia mengatakan salah satu pelaku yaitu Eka Fitra Akbar yang berasal dari Jambi. Di daerah tersebut, beberapa kali sempat ditangkap sejumlah terduga teroris.

"Kalau di Sumbar itu, relatif kecil ya. Dan pelakunya kan katanya dari Jambi. Jadi memang kalau dari Jambi juga pernah (terduga teroris) ikut aktif terlibat dengan Santoso di Poso," ucap dia.

Mengenai aksi terorisme yang masih terjadi di Indonesia, Al Chaidar berpendapat hal ini dipengaruhi kondisi ISIS di Irak dan Suriah yang kian terdesak. ISIS diserang oleh pasukan militer gabungan.

Kondisi serupa juga terjadi di wilayah Filipina Selatan, di lokasi itu ISIS semakin terpojok. Padahal wilayah Filipina Selatan disebut-sebut sebagai basis ISIS di Asia Tenggara.

"Karena memang masih ada orang-orangnya dan mereka kan baru direkrut. Dan (mereka) sangat kecewa dengan kemunduran-kemunduran kekalahan itu," tandas Al Chaidar.

 

2 dari 2 halaman

Berlatih Panah Api

Tim Densus 88 baru saja menggeledah rumah Eka Fitria (24) salah satu terduga pembakar Polres Dharmasraya, Sumatera Barat. Oleh warga sekitar, Eka dikenal pendiam dan kerap berlatih memanah bersama beberapa rekannya.

"Saya sering melihat dia (Eka) berlatih memanah bersama teman-temannya di daerah sini. Rutin, hampir tiap pekan," ujar Agus, salah seorang tetangga Eka di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi saat dihubungi Senin (13/11/2017).

Lokasi latihan memanah itu kerap dilakukan di belakang sebuah masjid yang ada di kompleks tersebut. Menurut Agus, latihan itu biasa digelar setiap Minggu pagi.

Dari pengamatan Agus, Eka dan teman-temannya tak hanya berlatih memanah biasa. Terkadang ujung panah menggunakan api. "Namun saya tak curiga, saya pikir ya latihan biasa saja. Karena memang sering begitu," ucapnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini