Sukses

Cerita Jokowi Ngebut Bersama Putra Mahkota Uni Emirat Arab

Jokowi menceritakan pengalamannya saat kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab dan disupiri Sheikh Mohammed.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menceritakan pengalamannya saat kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab. Jokowi mengatakan, dia mendapat sambutan istimewa.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bahkan pernah disopiri oleh putra mahkota Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan, menggunakan mobil mewah dengan kecepatan 200 kilometer per jam dan tanpa ada pengawalan.

"Saya hanya berdua dengan Sheikh Mohammed. Saya naik mobil disetiri dan nggak tahu kecepatannya 200 kilometer. (Sheikh Mohammed) orang paling kaya di dunia dengan foreign investment yang sangat besar sekali," kata Jokowi saat bersilaturahmi dengan Pengurus Pusat dan Daerah Al-Irsyad Al Islamiyyah di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/11/2017).

Jokowi bercerita, awalnya dia yang baru saja mendarat di salah satu bandara setempat, langsung disambut oleh Sheikh Mohammed di depan pintu pesawat dan langsung diajak menuju mobil pribadinya.

Dengan kecepatan 200 kilometer per jam dan tanpa pengawalan, Jokowi selama dalam perjalanan mengaku sempat khawatir, takut terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Saya sudah, waduh ini bener-bener pinter nyetir atau ndak, saya nggak ngerti. Nyetir ngebut di jalan yang begitu sangat halusnya. Lebih dari 200 (kilometer per jam) karena mobilnya nggak ada merek-nya. Saya cari merk-nya biasanya ada, ini gak ada mereknya mobil ini," ucap dia.

Jokowi pun sempat penasaran dengan merek mobil Sheikh Mohammed. Sebab, dia tak melihat merek apa pun yang terpampang di mobil tersebut.

"Saya cari-cari mereknya, biasanya ada, ini enggak ada. Enggak tahu pesannya di mana juga. Lihat-lihat dari brand-nya apa, saya mau tanya juga gengsi," imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengaku berdiskusi banyak hal dengan Sheikh Mohammed, terutama mengenai cara Uni Emirat Arab bisa menjadi negara yang maju dan kaya.

2 dari 2 halaman

Berkembang karena Efisien

Kepada Jokowi, Sheikh Mohammed menjelaskan bahwa pada 1960-an, transportasi di negaranya dari Dubai ke Abu Dhabi masih menggunakan unta. Kemudian, 1970-an juga transportasinya masih menggunakan truk.

"Berkembang cepat ini karena keterbukaan, karena efisiensi. Beliau menarik begitu banyaknya ekspatriat dari luar agar belajar dari mereka, mereka lebih berpengalaman," ujar Jokowi.

Namun, setelah memasuki tahun-tahun selanjutnya dan masyarakat Uni Emirat Arab telah mengambil ilmu dari para ekspatriat, maka kini kegiatan di dalam negeri, 75 persen diambil alih masyarakatnya sendiri.

"Dulu yang naik mercy hanya ekspatriat, orang kita masih belajar. Tapi sekarang semua orang kita naik Mercy, BMW. Maaf ini cerita keduniaan dulu. Artinya apa? Pemikiran yang besar seperti itu juga memang harus kita miliki. Ada suatu saat kita belajar, ada suatu saat kita mengambil alih," pungkas Jokowi.

Saksikan vidio pilihan di bawah ini: