Sukses

KPK: Setya Novanto Akan Dipindahkan ke Rutan

Komisi Pemberantasan Korupsi menahan tersangka kasus e-KTP Setya Novanto di Rutan KPK.

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi menahan tersangka kasus e-KTP Setya Novanto di Rutan KPK. Lembaga antirasuah itu memutuskan untuk memboyong Setya Novanto karena dokter menyebut kondisi kesehatan Ketua DPR tersebut sudah membaik.

"Menurut keterangan dokter dan diklarifikasi IDI (Ikatan Dokter Indonesia) yang bersangkutan tidak perlu dilakukan rawat inap dan pembantarannya tidak lagi dilakukan. Oleh karena itu akan dipindah," ujar Wakil Ketua KPK, Laode M Syarif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Minggu (19/11/2017).

Sebelumnya, KPK resmi menahan Setya Novanto selama 20 hari. Penahanan itu berlaku mulai Jumat, 17 November 2017.

"KPK melakukan penahanan terhadap SN selama 20 hari ke depan terhitung 17 November 2017 di Rutan Negara Kelas 1 Jakarta Timur cabang KPK," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

Namun, karena alasan kondisi kesehatannya belum pulih, KPK membantarkan penahanan Setya Novanto.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

2 dari 2 halaman

Kata Pengacara

Tiga hari dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Salemba, Jakarta Pusat, kondisi kesehatan Setya Novanto masih belum stabil. Pengacara tersangka kasus e-KTP itu, Fredrich Yunadi, mengatakan kondisi kesehatan kliennya masih naik turun. Malah, dia menyebut kondisi Setya Novanto tidak bisa dikatakan membaik.

"(Membaik atau memburuk) saya belum tahu, tapi tidak stabil lah," kata Fredrich kepada Liputan6.com sesaat sebelum meninggalkan RSCM dengan mobilnya, Jakarta, Minggu (19/11/2017).

Dia mengaku datang sejak pukul 12.30 WIB. Sekitar 3 jam dia menemani Setya Novanto dan istri di ruang VVIP lantai 7, RSCM.

Dia pun belum bisa memprediksi kelanjutan kesehatan Ketua DPR itu. Namun Fredrich menyebut, kondisi Setya Novanto saat ini seperti orang yang terkena diabetes.

"Naik turunlah pokoknya, kayak orang kalau kena gula kan bisa naik bisa turun. Terus kalau kena darah tinggi kan bisa sore per 200 tahu-tahu malam per 250 kan bahaya," ujar dia.

Menurut dia, soal kondisi kesehatan adalah wewenang dokter. "Itu (kondisi kesehatan) rahasia kedokteran, saya enggak tahu dan saya enggak ngerti," dia memungkasi.