Liputan6.com, Magelang: Pemerintah akan menyiapkan sungai baru aliran lahar dingin Merapi di Dusun Gulon, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah. Hal ini untuk mengantisipasi luapan lahar ke jalan raya Magelang-Yogyakarta.
Menko Kesra Agung Laksono di Magelang, Ahad (23/1), mengatakan aliran lahar di Sungai Putih di Desa Jumoyo ini akan dipecah menjadi dua yakni melalui alur lama dan alur baru.
Ia mengatakan hal tersebut usai meninjau wilayah bencana korban lahar dingin dan pengungsi korban lahar dingin di "shelter box" Lapangan Jumoyo, bersama Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri, Menteri Pertanian Suswono, Wakil Menteri PU Hermanto Dardak, dan Kepala BNPB Samsul Ma'arif.
Seperti diketahui pascaerupsi Merapi, luapan banjir lahar dingin di Sungai Putih telah delapan kali menutup jalur utama Magelang-Yogyakarta. Peristiwa banjir lahar terakhir terjadi pada Sabtu (22/1).
Agung mengatakan, untuk sementara di atas sungai baru tersebut akan dibangun jembatan bailey dan ke depan nantinya akan dibangun jembatan permanen.
Ia mengatakan kalau terjadi banjir lahar susulan nantinya ada dua aliran, yakni melalui alur lama dan alur baru sehingga lahar tidak lagi meluap ke jalan raya.
Menurut dia, nanti akan ada program pemulihan bagi korban lahar dingin seperti korban erupsi Merapi. "Akan dilakukan program pemulihan ekonomi seperti korban erupsi Merapi bagi penyelamatan salak pondok. Tentu hal ini bekerja sama dengan pemerintah daerah," katanya.
Ia mengatakan, bagi korban lahar dingin saat ini masih di pengungsian, ke depan akan dibangunkan tempat hunian sementara.Menyinggung rumah warga yang rusak akibat diterjang lahar dingin, dia mengatakan akan diberikan bantuan untuk rumah rusak.
Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Jumoyo, Sudiyat menyebutkan akibat terjangan banjir lahar dingin di Dusun Gempol terdapat 43 rumah hanyut, 24 rumah rusak berat, 18 rumah rusak sedang, dan lima rumah rusak ringan.
Ia mengatakan untuk mengantisipasi luapan banjir lahar dari Sungai Putih tersebut, warga telah sepakat untuk dibuat aliran baru atau aliran sungai diluruskan seperti yang terjadi saat banjir lahar akhir-akhir ini.(Ant/MEL)
Menko Kesra Agung Laksono di Magelang, Ahad (23/1), mengatakan aliran lahar di Sungai Putih di Desa Jumoyo ini akan dipecah menjadi dua yakni melalui alur lama dan alur baru.
Ia mengatakan hal tersebut usai meninjau wilayah bencana korban lahar dingin dan pengungsi korban lahar dingin di "shelter box" Lapangan Jumoyo, bersama Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri, Menteri Pertanian Suswono, Wakil Menteri PU Hermanto Dardak, dan Kepala BNPB Samsul Ma'arif.
Seperti diketahui pascaerupsi Merapi, luapan banjir lahar dingin di Sungai Putih telah delapan kali menutup jalur utama Magelang-Yogyakarta. Peristiwa banjir lahar terakhir terjadi pada Sabtu (22/1).
Agung mengatakan, untuk sementara di atas sungai baru tersebut akan dibangun jembatan bailey dan ke depan nantinya akan dibangun jembatan permanen.
Ia mengatakan kalau terjadi banjir lahar susulan nantinya ada dua aliran, yakni melalui alur lama dan alur baru sehingga lahar tidak lagi meluap ke jalan raya.
Menurut dia, nanti akan ada program pemulihan bagi korban lahar dingin seperti korban erupsi Merapi. "Akan dilakukan program pemulihan ekonomi seperti korban erupsi Merapi bagi penyelamatan salak pondok. Tentu hal ini bekerja sama dengan pemerintah daerah," katanya.
Ia mengatakan, bagi korban lahar dingin saat ini masih di pengungsian, ke depan akan dibangunkan tempat hunian sementara.Menyinggung rumah warga yang rusak akibat diterjang lahar dingin, dia mengatakan akan diberikan bantuan untuk rumah rusak.
Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Jumoyo, Sudiyat menyebutkan akibat terjangan banjir lahar dingin di Dusun Gempol terdapat 43 rumah hanyut, 24 rumah rusak berat, 18 rumah rusak sedang, dan lima rumah rusak ringan.
Ia mengatakan untuk mengantisipasi luapan banjir lahar dari Sungai Putih tersebut, warga telah sepakat untuk dibuat aliran baru atau aliran sungai diluruskan seperti yang terjadi saat banjir lahar akhir-akhir ini.(Ant/MEL)