Liputan6.com, Karangasem - Gunung Agung di Karangasem, Bali, meletus, Selasa 21 November 2017, tanpa disertai tanda-tanda adanya peningkatan kegempaan. Hanya ada asap tebal yang keluar.
Namun, kondisi ini tidak mempengaruhi pengunjung yang mendatangi Pura Besakih, Karangasem. Banyak umat Hindu yang menunaikan ibadah. Ada pula wisatawan, baik asing maupun lokal.
Salah satunya Merlyn dari Hamburg, Jerman. Meski hujan dan kemarin Gunung Agung meletus, dia mengaku tidak takut dengan apa yang terjadi.
Advertisement
"Saya tidak takut. Enggak tahu kenapa, tapi percaya bahwa ini aman," ucap Merlyn di lokasi.
Dia mengaku hanya ingin melihat secara nyata keindahan Pura Besakih, tempat ibadah terbesar di Bali.
"Saya hanya ingin melihat secara langsung keindahan di sini," tutur Merlyn.
Hal senada diucapkan oleh Wayan, warga Karangasem yang beribadah bersama warga satu desanya. Dia menegaskan, meski sempat ada letusan, tak membuatnya takut.
"Tidak takut. Karena pasti ada yang menjaga. Ini juga ibadah meminta keselamatan," kata Wayan.
Sementara itu, salah satu staf penjaga Pura Besakih , Asmarayanti, mengatakan memang sejak kemarin para wisatawan masih banyak yang datang.
"Iya, banyak yang hadir. Sekarang itu yang asing 34 orang. Yang lokal sekitar empat orang. Dan bisa jadi bertambah, karena tadi hujan," ucap Asmarayanti.
Meletus
Gunung Agung meletus pada Selasa, 12 November 2017 sore. Kini, aktivitas vulkanik Gunung Agung menurun.
Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), I Gede Suantika, menuturkan gunung setinggi 3.142 mdpl itu tak lagi mengeluarkan abu vulkanik seperti kemarin.
Saat ini, yang terpantau hanya asap putih bercampur uap air saja yang dikeluarkan dari kawah gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem itu. "Abu vulkanik sudah tidak ada, hanya asap putih mengandung uap air yang dikeluarkan," kata Suantika, Rabu (22/11/2017).
Saat aktivitasnya meninggi kemarin, Suantika mengaku PVMBG memprediksi abu vulkanik akan terus keluar dan semakin meninggi. Apalagi saat itu gempa tremor menerus sudah mengguncang Gunung Agung.
Namun, hal itu justru tak terjadi. Sebaliknya, aktivitasnya kini kembali menurun. "Asap pekat berangsur mereda. Amplitudo tremornya juga sama, menurun. Padahal awalnya kita memprediksi abu vulkanik akan semakin tebal dan tinggi," ujarnya.
Suantika mengaku masih terus memonitor perkembangan aktivitas Gunung Agung. Sebab, pada pantauan menggunakan drone kemarin pagi, Suantika mengaku belerang sudah terdeteksi kemunculannya.
"Belerang sudah terdeteksi. Sejauh ini kita masih terus monitor perkembangan Gunung Agung," ucap Suantika.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement