Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis menyambangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tak banyak kata yang dia ucapkan saat hendak masuk ke dalam lobi markas antirasuah itu.
"Nanti saja. Mau bertemu pimpinan (KPK)," ujar Idham Azis di Gedung KPK, Jumat (24/11/2017).
Baca Juga
Idham Azis tak sendiri, jenderal bintang dua itu didampingi oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono. Serupa dengan Idham Azis, Argo pun tak banyak berbicara.
Advertisement
"Nanti saja yah," kata Argo.
Menurut Juru Bicara KPK Febri Diansyah, kedatangan Kapolda dan jajarannya terkait dengan kelanjutan kasus penyerangan air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan.
"Kedatangan Kapolda dan penyidik, koordinasi terkait penanganan kasus penyerangan terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan," kata Febri saat dikonfirmasi.
Namun, Febri tak mau merinci lebih jauh. Dia mengatakan, akan membeberkan kelanjutan penangangan kasus tersebut secara bersama-sama dengan Kapolda dan jajaran dalam konferensi pers.
Sekedar informasi, sudah hampir tujuh bulan kasus penyerangan air keras terhadap Novel mandek di Polda Metro Jaya. Polda diketahui sempat mengeluarkan sketsa wajah terduga pelaku namun hingga kini masih nihil.
Libatkan 150 Penyidik
Polri mengerahkan 150 penyidik untuk mengusut teror air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.
Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, polisi tetap berkomitmen akan mengungkap kasus itu.
"Kita tidak berhenti. Tim-tim ini bahkan melibatkan kalau tidak salah dari Polda Metro dan Mabes 150-an orang (penyidik) untuk kasus ini," ungkap Setyo Wasisto di Divisi Humas Polri, Jakarta, Selasa (7/11/2017).
Menurut dia, kasus Novel sulit diungkap karena salah satu faktornya adalah minimnya bukti yang dimiliki oleh polisi.
"Kalau masyarakat mengatakan (kasus) ini kok cepet, ini kok cepat, beda sekali ya, kasus meme (meme Ketua DPR RI Setya Novanto) itu gampang sekali diungkap, tetapi kasus yang lain dengan bukti yang minim juga sangat susah untuk diungkap," ucap Setyo.
Sebelumnya, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Ari Dono Sukmanto juga mengatakan, penyerangan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan masuk dalam kategori hit and run, yang berarti kasus semacam itu sulit untuk diungkap.
"Jadi itulah yang saya sampaikan, kalau model kasus-kasus hit and run ini memang relatif sulit," kata Ari di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu 2 November 2017.
Saksikan video di bawah ini:
Advertisement