Liputan6.com, Karangasem - Dum! Rabu, 22 November sore, Gunung Agung yang terletak di Karangasem, Bali, meletus. Letusan freatik meluncurkan asap kelabu tebal. Sejumlah warga mengungsi. Mereka menjauh dari gunung tertinggi di Pulau Dewata tersebut.
Ledakan itu, disaksikan oleh warga di sekitar Pura Lempuyang, Abang, Karangasem. Sore itu, Gunung Agung mengeluarkan asap dari puncaknya.
Advertisement
Baca Juga
Kadek Suanarta (19), warga Desa Tribuana yang sehari-harinya menjaga Pura Lempuyang mengungkapkan apa yang dilihatnya Selasa sore.
"Jadi Gunung Agung itu Selasa sore mengeluarkan asap tebal sekali. Kita warga melihatnya jelas. Baru tahu itu meletus dari berita," ucap Kadek Suanarta, di Pura Lempuyang, Kamis 23Â November 2017.
Dia menuturkan, usai kejadian itu, ada imbauan agar warga Desa Kubu mengungsi ke desa terdekat maupun di daerah Amet dan Tulamben.
"Iya malamnya saya dengar dari warga banyak yang mengungsi. Tapi Kelian adat di sini bilang aman. Di sini enggak mungkin kena," tutur Kadek.
Keesokan harinya, barulah dia dan warga desa merasakan akibat letusan Gunung Agung itu. Desanya kebagian hujan debu dari gunung tersebut.
"Pas besok saya mau ambil bunga buat sembahyang, lihat ada putih-putih di bunganya. Dikasih tahu ternyata itu abu dari Gunung Agung," jelas Kadek.
Dia pun berharap Gunung Agung tak meletus kembali. Pasalnya, akan membawa dampak yang tidak baik bagi perekonomian dan pariwisata jika terjadi.
"Saya berharap cuma begini saja. Enggak sampai meletus. Kemarin saja pas status awas, di sini (Pura Lempuyang) sepi. Sekarang saja masih sepi, walaupun sudah perlahan-lahan ada yang datang," pungkas Kadek.
Â
Fenomena Aneh
Sejumlah fenomena alam terjadi di Gunung Agung usai letusan freatik pukul 17.05 Wita, 21 November 2017. Pertama, muncul lubang berdiameter 60 meter di kawah Gunung Agung. Kedua, warna batuan di beberapa titik di kawah ‎gunung setinggi 3.142 mdpl itu berubah menjadi merah.
Hal itu terpantau melalui kamera drone yang diterbangkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Jumat (24/11/2017) pagi tadi.
Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana, mengakui perubahan warna itu. ‎Dia menyebut fenomena di Gunung Agung ini juga membuat heran ahli geologi dunia.
"‎Yang merah ini sangat menarik. Teman-teman volcanologist di luar negeri juga tanya ke saya, ini apa," ujar Devy, Karangasem, Jumat.
Dia mengaku belum bisa memastikan apa sebenarnya yang menyebabkan bebatuan itu berubah warna. Sebab, hasil gambar dari kamera drone yang diterbangkan PVMBG tak terlalu baik menangkap gambar tersebut.‎ Namun, sepintas, dia menilai fenomena di kawah Gunung Agung itu mirip dengan batuan yang teroksidasi.
"Kita belum bisa pastikan itu apa, karena resolusi gambar tidak cukup baik. Saat ini kami dari Tim‎ Tanggap Darurat PVMBG sedang meneliti ini juga. Mohon maaf belum bisa memastikan," kata Devy.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement