Liputan6.com, Bali - Sore hari menjadi waktu yang membuat masyarakat Karangasem, Bali khawatir. Sebab, Gunung Agung selalu meletus di waktu tersebut.
Pantauan Liputan6.com, di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Minggu (26/11/2017), tampak ramai didatangi warga sekitar Pukul 17.30 WIB. Sebagian ingin melihat dan mengabadikan momen tersebut.
Sementara itu, kepulan asap tebal Gunung Agung masih terlihat membubung ke udara. Sehingga, kondisinya tak jauh berbeda.
Advertisement
Sebelumnya, berdasarkan data PVMBG sekitar pukul 05.04 Wita, aktivitas Gunung Agung mengalami peningkatan hingga Pukul 05.45 Wita. Tinggi kepulan asap hampir mencapai 2.500 sampai 3.000 meter atau lebih tinggi daripada 21 November 2017 lalu.
Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), I Gede Suantika menjelaskan, letusan tidak lagi bersifat freatik.
Letusan memasuki kategori tipe magmatik. Artinya, material yang terkandung di dalam perut Gunung Agung sudah keluar.
"Kita anggap (letusan) masih efusif. Lava masih memenuhi rantai kawah," tutur Suantika.
Lava kini masih memenuhi kolam kawah gunung setinggi 3.142 mdpl itu.‎ Jika sudah penuh, Suantika menyebut lava akan meleleh turun ke bawah.
‎Meski demikian, status Gunung Agung masih berada pada level III alias Siaga. Akan tetapi, ada kemungkinan letusan berubah menjadi eksplosif.
Abu Vulkanik Mengarah ke Timur
Gunung Agung terus mengalami erupsi sejak erupsi freatik pertama pada Sabtu 25 November 2017 pukul 17:30 WITA. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, erupsi terakhir terjadi Minggu (26/11/2017).
Peristiwa itu berlangsung pada pukul 05.05 Wita. Sutopo mengungkapkan, tinggi kolom abu kelabu gelap bertekanan sedang mencapai 2.000 meter. Selanjutnya, ketinggian mencapai 3.000 meter pada pukul 05.45 Wita.
Pukul 06.20 Wita, tinggi erupsi Gunung Agung mencapai 3.000 meter hingga 4.000 meter dari puncak mengarah ke tenggara dengan kecepatan 18 km per jam.
"Analisis sebaran abu vulkanik dari satelit Himawari BMKG menunjukkan bahwa sebaran abu mengarah ke Timur hingga Tenggara menuju ke daerah Lombok," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/11/2017).
Ia menjelaskan, sifat dan arah sebaran abu vulkanik tergantung dari arah angin. Hujan abu dilaporkan terjadi di beberapa tempat seperti di Desa Duda Utara, Desa Duda Timur, Desa Pempetan, Desa Besakih, Desa Sideman, Desa Tirta Abang, Desa Sebudi, Desa Amerta Bhuana di Klungkung.
Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG) menaikkan peringatan penerbangan dari Orange menjadi Red.
Status Gunung Agung sendiri masih Siaga (level 3). Sutopo mengatakan, masyarakat direkomendasikan berada di luar radius 6-7,5 km dari puncak kawah.
"Masyarakat yang masih ada di dalam radius berbahaya segera mengungsi dengan tertib," ujar Sutopo.
Advertisement