Liputan6.com, Jakarta - Aktivitas Gunung Agung di Bali yang terus meningkat dan mengakibatkan Bandara I Gusti Ngurah Rai ditutup. Akibat penutupan ini, tujuh penerbangan dialihkan pendaratannya ke bandara-bandara terdekat. Seperti Juanda, Makassar, Lombok, dan Kupang.
"Data yang masuk sementara ini, terdapat tujuh penerbangan yang sudah dialihkan. Update terkini akan kami sampaikan kemudian," ujar Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono, dalam keterangan persnya, Senin (27/11/2017).
Ketujuh penerbangan yang menuju Bali dan sudah dialihkan ke bandara terdekat, antara lain Garuda Indonesia GA 5150 Zhengzou-Denpasar dialihkan ke Surabaya, GA 897 Guangzhou-Denpasar dialihkan ke Surabaya, GA 859 Shanghai-Denpasar dialihkan ke Jakarta.
Advertisement
Kemudian, China Easter MU 5029 Shanghai-Denpasar dialihkan ke Jakarta, MU 781 Beijing-Denpasar dialihkan ke Singapura, Citilink CTV 856 Jakarta-Denpasar dialihkan ke Surabaya, serta Lion Air JT927 Makassar-Denpasar dialihkan ke Surabaya.
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali ditutup sementara. Penutupan dimulai Senin pagi (27/11/2017) pukul 07.15 Wita karena dampak dari debu vulkanik Gunung Agung.
"Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI/AirNav Indonesia) segera menerbitkan Notice to Airmen (Notam) nomor A4242/17 yang memberikan info kepada seluruh stakeholder penerbangan mengenai kondisi terkini di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai," kata dia.
Wisnu menjelaskan, abu vulkanik Gunung Agung telah menutup ruang udara di atas Denpasar.
"Atas alasan keselamatan, ruang udara tidak dapat digunakan sehingga operasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar ditutup sementara," ucapWisnu.
Status Awas
Untuk mengantisipasi segala kemungkinan dan risiko bencana, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunung Agung dari Siaga atau level 3 menjadi Awas atau level 4 pada hari ini, Senin (27/11/2017).
"Status Gunung Agung dari Siaga (level 3) menjadi Awas (level 4) terhitung mulai 27/11/2017 pukul 06.00 Wita," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya.
Dia menyatakan, status Awas adalah status tertinggi dalam status gunung api.
Sutopo mengatakan, tingkat erupsi Gunung Agung sekarang meningkat dari fase freatik ke magmatik, sejak teramati sinar api di puncak di malam hari pada 25 November 2017 pukul 21.00 Wita.
Sampai hari ini, erupsi fase magmatik disertai kepulan abu tebal menerus mencapai ketinggian 2.000-3.400 meter dari puncak. Sutopo menyatakan, kepulan abu yang menerus kadang-kadang disertai erupsi eksplosif disertai suara dentuman lemah yang terdengar sampai jarak 12 km dari puncak.
"Sinar api semakin sering teramati di malam hari berikutnya. Ini menandakan potensi letusan yang lebih besar akan segera terjadi," kata dia.
Saksikan video di bawah ini:
Advertisement