Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengatakan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah Provinsi Bali sudah siap menghadapi segala risiko letusan Gunung Agung di Karangasem, Bali.
"Kita sudah siap. Sebenarnya yang siap itu menghadapi bencana di Bali," ucap JK di Istana Wapres, Jakarta, Senin (27/11/2017).
Dia menuturkan, jauh lebih mudah menangani masalah erupsi gunung api daripada bencana lain. Sebab, sudah ada tanda-tanda sebelum terjadi letusan yang besar, sehingga mudah diantisipasi.
Advertisement
"(Gunung meletus) sudah ada pendahulunya. Gempa bumi dulu, kemudian batu-batu. Beda kalau gempa bumi, kan enggak pakai tanda-tanda. Kalau erupsi gunung api di Gunung Agung atau Sinabung, sudah ada persiapan dulu," jelas JK.
Dia pun menegaskan, salah satu pembuktiannya adalah dengan sudah adanya banyak tempat pengungsian yang disiapkan jauh sebelum erupsi Gunung Agung untuk menampung warga.
"Karena itu, berapa ratus tempat pengungsian dibangun di Bali dan itu oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Insya Allah menjamin berapa ribu orang nanti diungsikan. Akan tetap dijamin oleh pemerintah," tegas JK.
Peringatan BNPB
Sementara itu, erupsi Gunung Agung menyebabkan mengalirnya lahar dingin ke sejumlah permukiman warga yang berada di bawah kawah. Hal ini harus diwaspadai karena lahar tersebut membawa materi gunung yang berat.
Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui akun Twitter-nya @Sutopo_BNPB mengatakan, lahar dingin yang terjadi saat ini barulah permulaan. Sebab, banjir lahar dingin akan terus meningkat.
Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan Sinabung, kata Sutopo agar waspada dari ancaman lahar dingin.
"Jika hujan di bagian hulu segera menyingkir dari sekitar sungai," ujar Sutopo.
Sutopo pun membeberkan beberapa tanda-tanda datangnya lahar dingin. Lahar dingin terjadi setelah hujan lebat berdurasi lama terjadi di hulu. Masyarakat pun diminta untuk waspada terhadap tanda-tanda ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement