Liputan6.com, Jakarta "Dua belas model Filipina berlengak-lenggok memeragakan sekitar dua lusin pasang busana batik, ikat dan songket Indonesia dalam Indonesian Fashion Show di Abreeza Mall Davao city Sabtu 25 November lalu. Para model tersebut juga menyandang aneka ragam tas, kalung dan gelang serta asesori karya 24 perusahaan Indonesia yang ikut pameran pada Indonesia Fashion Expo di Mall kedua terbesar di kampung halaman Presiden Duterte tersebut," demikikian tutur Konsul Jenderal RI di Davao Berlian Napitupulu.
"Busana dan asesori tersebut tampak cantik, anggun dan serasi disandang para model Filipina tersebut. Peragaan Busana dengan model Filipina membawa hikmah. Soalnya, kami tak perlu mengeluarkan biaya banyak utk mendatangkan model. Ini kolaborasi yang sangat positif karena ternyata busana Indonesia sangat cocok dan cantik disandang para model Filipina, tentunya juga masyarakat Filipina lainnya," demikian imbuh Konjen Berlian Napitupulu.
"Terbukti 80 persen busana yang diperagakan model tersebut langsung diborong para pengunjung dan penonton yang hadir. Beberapa exhibitor mengakui bahwa produknya habis sekitar 70-90 persen. Misalnya, Ibu Endang pemilik Sendy's Leather mengakui produknya habis sekitar 90 persen bahkan telah mendapat beberapa order untuk awal tahun depan," demikian imbuh Konjen Berlian.
Advertisement
Di sela-sela fahion show Konjen Berlian menjelaskan mengenai makna batik sebagai busana dan seni budaya serta ragam jenis batik (cetak, cap dan tulis). "Disamping batik, para eksibitor juga memamerkan bahan tenun yang terdiri dari tenun ikat, sasirangan dan songket. Busana batik yang diperagakan umumnya berasal dari Solo, Yogya, Pekalongan, Tasikmalaya dan Bali. Kain tenun berasal dari Bali, Lombok, Sumba, Sumatera Barat dan Palembang. Sedangkan produk kulit berasal dari Jawa Timur," demikian ungkap Konjen Berlian.
Konsul Muda Wahyu Permana menambahkan bahwa lebih dari 1.500 orang pengunjung setiap harinya telah mendatangi the 1st Indonesia Fashion Expo (IFE) di Abreeza Mall, Davao City pada 24-26 November 2017. "Pengunjung berasal dari kalangan pengusaha, pedagang, chamber of commerce, media, dan umum dari Davao dan kota-kota di Mindanao," imbuh Wahyu.
Lebih lanjut Wahyu menjelaskan bahwa hampir semua booth pameran yang disediakan KJRI Davao di Mall terbesar kedua di Davao ini dipenuhi para pengunjung. Hal itu antara lain disebakan oleh Hari Raya Natal yang semakin dekat, kualitas dan daya tarik produk yang dipergakan dan berbagai upaya promosi ekspo (radio, koran, kabar, flyer, billboard dan videotron) yang dilakukan KJRI Davao dan mitranya.
"Keramaian dan keberhasilan pameran tidak terlepas dari pertunjukan musik dan tarian dinamis ditampilkan secara apik dan menarik oleh para siswa-siswi Sekolah Indonesia Davao (SID) selama pelaksanaan Expo. Para pengunjung bahkan juga ikut berpartisipasi dalam tari dinamis interaktif seperti Tobelo, Maumere, Poco Poco dan Mogiye," demikian pungkas Konjen Berlian Napitupulu kepada awak media.
Â
(PR)
Â