Liputan6.com, Yogyakarta - Mensyukuri hidup dan bermanfaat bagi sesama, inilah pedoman hidup yang para sosok istimewa satu ini. Dengan keterbatasan, mereka membuktikan mampu bertahan dan bahkan membuat sesuatu yang bermanfaat bagi sesama.
Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Minggu (3/12/2017), setiap hari menjelang petang, Slamet Mulyo mengumpulkan anak-anak di rumahnya di Dusun Klindangkosi, Karangasem Selatan, Batang, Jawa Tengah untuk berbagi ilmu, belajar membaca dan menulis Alquran.
Baca Juga
Terlahir dengan tubuh yang tidak sempurna tak menjadikan Mulyo kehilangan kepercayaan diri untuk terus berbagi ilmu dan kebaikan.
Advertisement
Sementara itu, sejak kedua kakinya diamputasi akibat kecelakaan kerja, Catur tak pernah mau menyusahkan orang lain. Diawali dengan kebutuhan untuk dirinya sendiri, Catur kini menggeluti usaha modifikasi sepeda motor untuk sesama penyandang disabilitas.
Motor roda tiga mengubah nasib Catur menjadi pengusaha modifikator. Sepeda motor sekaligus memberi harapan bagi para difabel agar lebih mandiri.
Lain lagi dengan Agung Pahlevi, seorang pemuda penyandang cerebral palsy atau gangguan syaraf motorik adalah juga seorang dosen ekonomi di salah satu perguruan tinggi swasta kawasan Bekasi, Jawa Barat. Meski memiliki keterbatasan fisik, peraih gelar master di bidang ekonomi ini tak mau dipandang sebelah mata, apalagi dikasihani. Ia kini mengejar mimpi meraih gelar profesor.
Akibat kecelakaan kerja 11 tahun lalu, Ronald Regen harus kehilangan salah satu kakinya. Keadaan ini membuatnya sempat putus asa, namun kreatifitasnya berkarya tak bisa dibendung. Ia berhasil menciptakan kaki palsu untuk dirinya sendiri, bahkan kini Ia memproduksi pesanan kaki palsu untuk sesama penyandang disabilitas.
Sekilas tak ada yang istimewa dari ojek roda tiga yang sudah dua tahun beroperasi di Yogyakarta, namun kita akan berdecak kagum saat melihat para pengemudinya. Mereka adalah para penyandang disabilitas yang tergabung dalam Difa City Tour and Transport.
Triyono adalah pemuda di balik gagasan ini, mengalami kelumpuhan sejak usia enam tahun Ia berfikir bagaimana caranya penyandang disabilitas mampu mandiri dan mendapatkan penghasilan tambahan. Triyono mengajak penyandang disabilitas untuk tidak lagi melihat keterbatasan sebagai batas dalam menjalani hidup.