Sukses

Jurus Pemerintah Tangani Penderita HIV/AIDS

Sementara untuk penderita HIV/AIDS anak, lanjut Khofifah, Kementerian Sosial telah menyiapkan Panti rehabilitasi sosial anak.

Liputan6.com, Surabaya - Kementerian Sosial mendirikan tiga panti ODHA untuk memberikan layanan rehabilitasi sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA) menyusul semakin mengkhawatirkannya tingkat penyebaran virus HIV/AIDS di Indonesia.

Ketiga panti adalah Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Wasana Bahagia yang merupakan transformasi dari Panti Sosial untuk penyakit kronis di Ternate. Kedua, Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Bahagia yang merupakan transformasi dari panti Sosial Rehabilitasi Sosial Bina Daksa di Medan. Dan, Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Kahuripan Sukabumi yang semula adalah shelter.

"Ini ikhtiar pemerintah melalui Kementerian Sosial di tengah makin menggunungnya masyarakat yang terinfeksi virus HIV AIDS," ungkap Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat menutup Pentas Sahabat ODHA dalam rangka Hari AIDS Sedunia di Surabaya, Minggu (3/11).

Khofifah menjelaskan, ketiga panti tersebut bertugas memberikan bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi sosial dalam bentuk bimbingan pendidikan, fisik, metal, sosial, pelatihan keterampilan,resosialisasi, bimbingan lanjut bagi orang dengan HIV agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.

"Dalam UU No 23 Tahun 2014 tegas menyebutkan bahwa tanggung jawab penanganan ODHA baik dalam maupun luar panti menjadi kewenangan Kementerian Sosial," imbuhnya.

Sementara untuk penderita HIV/AIDS anak, lanjut Khofifah, Kementerian Sosial telah menyiapkan Panti rehabilitasi sosial anak yang dikenal dengan Anak Dengan HIV/AIDS (ADHA) di Surakarta. Panti tersebut nantinya hanya akan melayani penderita HIV/AIDS khusus anak.

 

2 dari 2 halaman

Perhatian Semua Pihak

Khofifah menerangkan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan secara kumulatif hingga triwulan I 2017, jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia sebanyak 320.152. Jumlah tersebut bisa jadi jauh lebih kecil dari angka sebetulnya mengingat banyak ahli yang menyebut ini sebagai fenomena gunung es.

"Persoalan ini harus menjadi perhatian semua pihak. Tidak cuma pemerintah, namun juga masyarakat umum mengingat virus ini bisa menular kepada siapa saja, terutama ibu rumah tangga yang terinveksi dari suami " tuturnya.

Khofifah menjelaskan HIV merupakan virus yang menurunkan dan merusak kekebalan tubuh. Akibatnya, penderitanya mudah terinfeksi penyakit lain. HIV ditularkan melalui hubungan seksual, dalam darah, jarum suntik, dan ASI. Penyakit ini umumnya menurunkan sistem kekebalan tubuh dan membutuhkan waktu tahunan untuk memperlihatkan gejalanya, yaitu sekitar 5-10 tahun.