Liputan6.com, Jakarta - "Yang sabar-sabar ya Pak. Buat Pak Ahok supaya sehat. Salam dari Bu Siti Bunga Pak dari Blok B Nomor 210," ucap seorang nenek bernama Siti Bunga Rustanty.
Sosok Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, bagi perempuan berusia 72 tahun yang tinggal sebatang kara di petak rusun nomor 210, Blok B, Rusunawa Pekasih, Jakarta Barat ini tak akan terlupa.
Nenek yang akrab disapa Mimi tersebut terus mengucap rasa syukur atas bantuan yang diberikan Ahok setiap bulannya. Oleh karena itu, dia berharap kehidupan Ahok di balik jeruji besi diringankan.
Advertisement
Nenek Mimi mengaku telah bertemu Ahok empat kali. Setiap perjumpaan, ia selalu berkesempatan untuk bersalaman dengan Ahok yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ahok pun, menurut Nenek Mimi, sampai hafal dengannya.
"Sering ke sini, empat kali salaman empat kali ketemu. Kok Bu Siti Bunga lagi. Iyalah Pak biar seneng bapak ya," kata Nenek Mimi terkekeh mengingat salah satu pertemuannya dengan Ahok.
Pada Agustus 2017, kata Nenek Mimi, datang utusan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang membawa sembako. Isinya beras, minyak goreng, gula, ikan kaleng serta uang Rp 500 ribu. Santunan sembako tersebut juga tidak hanya sekali, tapi masih berlanjut setiap bulan hingga kini.
"Sembakonya setiap bulan, tiap tanggal lima. Dari Pak Ahok," jelas Nenek Mimi.
Kakak angkat Ahok, Nana Riwayatie, mengatakan inilah pembeda mantan Bupati Belitung Timur itu dengan Gubernur DKI yang lain.
"Kita bisa lihat ya, Ahok ini sangat humanis orangnya. Kita harus lihat caranya, kinerjanya, perspektifnya," ujar Nana kepada Liputan6.com, Jakarta, Rabu 6 Desember 2017.
Namun, lanjut dia, Ahok bukanlah Superman. Dia hanyalah manusia yang tak luput dari kesalahan.
"Manusia enggak sempurna. Ahok itu orangnya blak-blakan. Tapi di luar itu, apa yang Pak Ahok lakukan, untuk rakyat. Memang sudah cita-citanya dia dari dulu. Dia ingin berguna untuk orang lain dan dia konsisten," ucap Nana.
Yang terpenting, sambung dia, Ahok ingin memperbaiki kesalahannya. Penjara membuatnya lebih kuat untuk bertarung di 'perang' kehidupan selanjutnya.Â
Jadi Sorotan Dunia
Sebelumnya, Ahok diputus bersalah melakukan penodaan agama lantaran mengutip Surat Al Maidah ayat 51 saat berpidato di Kepulauan Seribu, pada 27 September 2016. Dia pun dihukum 2 tahun penjara.Â
Meski begitu, prestasi yang diukir Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tersebar ke dunia. Dunia internasional pun memberikan sejumlah penghargaan.
Penghargaan teranyar datang dari hasil pilihan majalah Foreign Policy. Dalam daftarnya, nama mantan Gubernur DKI Jakarta masuk dalam Global reThinkers 2017 yang berisi para pemimpin terkemuka dan intelektual dunia.
Pada tahun lalu, berkat usaha Ahok dalam membangun ketahanan kota, Jakarta menjadi salah satu finalis dari kota-kota dunia yang diajak bergabung dalam jaringan 100 Resilient Cities atau 100 RC. Kota-kota itu nantinya akan bergabung dengan komunitas global.
100 RC merupakan sebuah program yang dipelopori The Rockefeller Foundation yang bercita-cita membantu kota di seluruh dunia dalam meningkatkan ketahanan dalam menghadapi tantangan sosial, ekonomi, dan fisik.
Prestasi Ahok lainnya juga mendapat sorotan dari media ternama AS, New York Times. Dalam koran terbesar di AS itu, cerita tentang Ahok ditulis pada halaman A10 dengan judul "Run by Jakarta Governor Up ends Indonesia’s Party Politics".
Dalam laporan New York Times yang diterbitkan pada 5 Juni 2016, dijelaskan, sejak menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2014, Ahok telah menunjukkan taring pada birokrat yang tak kompeten dan melakukan penyimpangan anggaran. (Andri Setiawan)
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement