Sukses

Penyandang Disabilitas Masih Belum Sejahtera. Apa Solusinya?

Masih banyak keterbatasan yang dihadapi penyandang disabilitas. Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka?

Liputan6.com, Jakarta Tahukah Anda bahwa 3 Desember merupakan tanggal istimewa? Setiap tahun, tanggal ini diperingati sebagai Hari Penyandang Disabilitas Internasional.

Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2012, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 6.640.000 orang. Dapat diperkirakan jumlahnya sudah bertambah banyak pada 2017.

Namun, hingga kini kesejahteraan penyandang  disabilitas di Indonesia belum terpernuhi secara maksimal. Hal ini dilihat dari segi pendidikan dan pekerjaan, serta kemudahan akses mereka untuk bergerak.

Tidak tamat sekolah

Masih menurut data dari Susenas, kurang dari lima persen dari total penyandang disabilitas bisa tamat sekolah dasar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kurangnya akses ke sekolah inklusif, stigma yang kurang tepat untuk pendidikan penyandang disabilitas, dan kurangnya dana untuk biaya pendidikan.

Menyikapi hal tersebut, Kementerian Sosial mengajukan Peraturan Presiden untuk mengutamakan penyandang disabilitas dalam pembangunan nasional. Mereka juga mengupayakan perluasan ruang untuk penyandang disabilitas berekspresi.

Jadi pengangguran

Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri, mengatakan bahwa empat persen dari warga penyandang disabilitas berusia kerja masih menganggur. Dibandingkan negara-negara lain, jumlah penyandang disabilitas yang menjadi pelaku usaha informal di Indonesia juga masih kurang banyak. Di sini, pelaku usaha informal baru sebesar dua persen, sedangkan Malaysia empat persen, Singapura tujuh persen, dan China 10 persen.

Hanif pun berjanji akan terus mendorong dinas terkait untuk memberikan pelatihan dan akses kerja kepada penyandang disabilitas. Saat ini, perusahaan swasta sudah diwajibkan untuk menerima satu persen penyandang disabilitas, sedangkan BUMN dan BUMD sebesar dua persen.

Keterbatasan ruang gerak

Penyandang disabilitas di Indonesia, khususnya di Jakarta, belum memiliki akses untuk bergerak yang memadai. Contohnya, transportasi publik yang belum sepenuhnya mendukung kemudahan penyandang disabilitas.

Dilansir dari Jakarta Post (5/2017), meski hampir semua transportasi umum sudah menyediakan bangku prioritas untuk penyandang disabilitas, mereka masih mengalami kesulitan untuk menjangkau halte atau tempat pemberhentian angkutan karena letaknya yang sering kali cukup jauh. Belum lagi, banyak tempat pemberhentian angkutan umum yang mengharuskan penumpang naik tangga terlebih dahulu tanpa disediakan lift.

Para pegawai angkutan publik juga masih dianggap belum memberikan bantuan pelayanan untuk penumpang difabel secara maksimal.

Selain itu, keadaan trotoar di Jakarta juga belum mendukung kemudahan pergerakan para penyandang disabilitas. Hal ini terlihat dari padatnya trotoar untuk berdagang, dilalui kendaraan, dan banyaknya rintangan seperti tiang listrik atau pohon di tengah-tengah trotoar. Belum lagi, dengan maraknya pembangunan di Jakarta, semakin menambah rintangan dan bloking jalan.

Melihat permasalahan tersebut, Rexona sejak 2015 membangun sebuah pergerakan untuk membantu mobilitas para penyandang disabilitas. Dalam rangka peringatan hari penyandang disabilitas internasional tahun ini, Rexona bekerja sama dengan Google.

Mereka membuat aplikasi bernama Terus Gerak. Melalui aplikasi ini, masyarakat yang menemukan hambatan di jalan bagi penyandang disabilitas, bisa memotretnya dan menujukkan lokasinya di peta. Selanjutnya, aduan ini akan diteruskan oleh Rexona ke pemerintah untuk ditindak lanjuti.

Nantinya, aplikasi ini akan mengarahkan ke mana para penyandang disabilitas harus berjalan agar tidak bertemu dengan rintangan. Dengan Maps di aplikasi ini, para penyandang disabilitas juga bisa membuat pemberitahuan kalau mereka membutuhkan bantuan. Masyarakat yang sedang berada di sekitarnya pun akan mendapat notifikasi.

Yuk, ikut jadi bagian dari pergerakan #TERUSGERAK dengan mengunjungi www.movementformovement.id. Semakin banyak orang yang terlibat, semakin banyak pula warga difabel yang terbantu. Selamat hari penyandang disabilitas internasional!

 

 

(Adv)