Liputan6.com, Jakarta - Dewan Pakar Partai Golkar telah memutuskan memberikan rekomendasi kepada DPP Golkar untuk menyelenggarakan musyawarah nasional luar biasa (Munaslub).
Ini guna menentukan pengganti Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto yang saat ini telah ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka kasus e-KTP.
Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono mengatakan, munaslub ini untuk menghadapi permasalahan dan upaya penyelamatan Partai Golkar sesuai dengan ketentuan serta mekanisme yang ada.
Advertisement
"Ini guna menghadapi agenda tahun politik mulai Januari tahun depan," kata Agung di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Jumat (8/12/2017).
Agung merekomendasikan kegiatan penyelenggaraan Munaslub pada 15-17 Desember 2017. Untuk penyelenggaraan Munaslub itu, Dewan Pakar mendorong DPP Partai Golkar untuk melaksanakan rapat pleno pada Senin, 11 Desember 2017.
"Munaslub itu sebagai jalan yang sungguh bermartabat dan konstitusional dengan tetap mengedepankan gotong royong dan kebersamaan," papar dia.
Dia menginginkan nantinya kegiatan Munaslub Partai Golkar terselenggara secara sederhana serta berlokasi di Ibu Kota. "Jakarta saja, di Wisma Haji juga tidak apa-apa," jelas Agung.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sikap Setnov Soal Munaslub
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Golkar Sarmuji mengaku telah menemui Setya Novanto atau Setnov di tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Kamis 7 Desember 2017.
Pada pertemuan tersebut, Sarmuji mengatakan, Setnov sempat menanyakan bagaimana perkembangan organisasi Partai Golkar.
"Pak Novanto tanya perkembangan organisasi, saya jawab munaslub sudah tidak terhindarkan karena DPD I semuanya sudah menginginkan munaslub," ujar Sarmuji di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/12/2017).
Setya Novanto, lanjut dia, tidak mempermasalahkan kalau memang munaslub sudah menjadi keinginan DPD tingkat I Partai Golkar. Termasuk, untuk mencari penggantinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
"Pak Novanto cuma berpesan yang penting partai tidak mengalami masalah. Jadi tidak apa-apa yang penting partai dijaga, agar tidak bermasalah," kata Sarmuji.
Dia mengaku sendirian menjenguk Setya Novanto di tahanan KPK. Ia pun menyebut tidak berbincang lama dengan Ketua Umum nonaktif Golkar itu.
"Pak Setya Novanto kelihatannya tabah, sabar. Saya bilang Pak Nov sabar, 'oh iya oh iya. Kita tidak enggak tahu perjalanan hidup orang mau seperti apa perjalanan hidupnya. Saya tawakal saja'," tutur Sarmuji.
Advertisement