Sukses

Eks Sekjen Ingatkan Kader: Salah Pilih Ketum, Golkar Jeblok Lagi

Terkait siapa yang akan menggantikan Setya Novanto di kursi Ketua Umum Partai Golkar, Sarwono enggan bicara banyak.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar 1983-1987 Sarwono Kusumaatmadja mengingatkan agar dalam musyawarah nasional luar biasa (munaslub) nanti, para kader tidak salah dalam memilih Ketua Umum pengganti Setya Novanto atau Setnov.

Hal ini lantaran dirinya menganggap saat pimpinan Setnov, Partai Golkar ‘jeblok’ di mata masyarakat. Seperti diketahui, Setnov menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan korupsi e-KTP.

“Ini ada orang yang kebetulan Ketua Umum yang bikin barangnya jeblok. Karena udah ada konsensus bahwa dia biang keladi partai itu jeblok, diganti,” ujar Sarwono di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/12/2017).

Dia lantas mengingatkan jangan sampai dalam munaslub pemilihan ketua umum, kader Partai Golkar salah memilih.

“Harus munas, munaslub praktis dulu, tapi kalau salah milih orang, jeblok lagi (Partai Golkar),” ucapnya.

Terkait siapa yang akan menggantikan Setnov di kursi Ketua Umum, Sarwono enggan bicara banyak. Karena menurutnya, politik itu penuh dengan ketidakpastian. Sebagai orang yang saat ini tidak berada dalam lingkup DPP Partai Golkar, Sarwono mengaku tidak bisa apa-apa untuk menyelamatkan partai agar tidak jeblok lagi.

 

2 dari 2 halaman

Tidak Bisa Berbuat Banyak

“Saya kan enggak bisa (biar tidak jeblok). Tapi jangankan kita-kita yang di luar, yang ikut aja enggak tau. Cuma ada yang dijagoin,” kata dia.

Sarwono menegaskan, yang dibutuhkan Golkar saat ini adalah program penyelamatan. Karena saat ini, Partai Golkar dinilainya dalam kondisi genting.

"Jadi menurut saya, apa yang dialami Golkar sekarang itu sangat mengkhawatirkan tapi problemnya temporer,” ujar Sarwono.