Liputan6.com, Jakarta Penyakit infeksi serius pada hidung dan tenggorokan atau yang lebih dikenal dengan difteri kembali mewabah. Ini terjadi setelah ditemukan kasus difteri di beberapa provinsi di Indonesia, termasuk Jakarta.
Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, kasus difteri ini meningkat pada 2018.
Baca Juga
“Di Jakarta angkanya memang meningkat. Tahun lalu ada 17 kasus, tahun ini ada 25, dan saat ini ada 8 pasien yang sedang dirawat di RS Sulianti Saroso,” papar Anies usai berkordinasi dengan kepala Dinkes Jakarta, Koesmedi, Jumat, 8 Desember 2017.
Advertisement
Anies berharap pencegahan terhadap wabah berbahaya ini ditangani dengan baik, dengan program vaksinisasi secara masif atau yang disebut Outbreak Response Immunization (ORI) mulai Senin 11 Desember 2017.
“Jadi mulai Senin depan kita menyiapkan 1,2 juta vaksin untuk 1,2 juta orang usia 2-19 tahun. Tapi assessment tim pemprov tidak cukup kalau kita hanya meng-cover di Jakut Jakbar saja, meskipun di sana lokasi yang ditemukan ada kasus. Jadi kita memutuskan untuk melakukan di seluruh Jakarta,” ujar dia.
Anies mengatakan, program ini akan dilakukan pada lima wilayah dan satu Kabupaten Kepulauan Seribu secara keseluruhan. Kemudian, akan ada tiga kali penyuntikan, di bulan pertama dilanjutkan bulan kedua dan dilanjutkan lagi enam bulan ketiga supaya imunisasi tetap kuat.
“Imunisasi sebenarnya dilakukan pada anak umur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 2 tahun, kemudian 6 tahun, dilanjutkan dengan booster,” jelasnya.
Warga Harus Tanggap
Selain itu Anies juga mengimbau agar warga tanggap jika ditemukan tanda-tanda penyakit difteri.
“Justru ini penting sekali, kalau ada tanda-tanda flu hari ini jangan dianggap enteng, langsung ke dokter, puskesmas, dan pastikan bahwa ini memang bukan difteri. Kalau kemudian menemukan orang memiliki gejala sama, belum diperiksa, maka dorong supaya diperiksa,” pesan Anies.
Saksikan video di bawah ini:
Advertisement