Sukses

Asa Cendana Kembali Kuasai Partai Beringin

Tujuan Titiek Soeharto mengundang para senior Golkar untuk memberi masukan kepadanya yang berniat maju sebagai calon ketua umum.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto menyatakan akan maju menjadi salah satu calon Ketua Umum Partai Golkar. Persiapan pun dilakukan putri kedua mendiang Presiden RI ke-2 Soeharto itu.

Di kediaman sang Ayah, Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat, Titiek mengundang sejumlah sesepuh Partai Golkar. Titiek mengaku sengaja mengundang para sesepuh Partai Golkar untuk meminta saran dan masukan. Hal ini guna menyusun strategi politik untuk maju dalam pemilihan ketua umum.

Beberapa tokoh senior yang hadir di antaranya mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, Emil Salim, dan Haryono Suyono. Dalam pertemuan itu Titiek didampingi oleh Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut Soeharto.

Titiek pun mengaku tujuannya mengundang para senior Golkar untuk memberi masukan kepadanya yang berniat maju sebagai calon ketua umum.

"Kami mohon saran-saran dari para sesepuh-sesepuh ini, apa langkah-langkah terbaik yang harus kami lakukan. Kami tidak bisa berjalan sendiri, karena itu kami mohon kepada yang sudah ahli-ahlinya di sini," kata Titiek, Sabtu 10 Desember 2017.

Dalam kesempatan itu, kepada para senior, Titiek menyampaikan niatnya maju sebagai calon Ketua umum. Mantan istri Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto itu mengaku ingin membangun kembali kepercayaan dan kecintaan rakyat kepada Partai Golkar.

Bila terpilih nanti, Titiek Soeharto akan mengembalikan marwah Partai Golkar.

"Kami akan membangun kembali kecintaan rakyat kepada Golkar. Bagaimana Golkar ini akan membangun, meneruskan cita-cita dari pendiri Partai Golkar ini. Bagaimana menyejahterakan rakyat, yang kelihatannya agak tersendat-sendat pada saat ini," terang Titiek.

Klaim Inginkan Cendana

Dia juga mengaku keinginannya tersebut berangkat dari kondisi Partai golkar saat ini yang menurutnya kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Terlebih, kasus korupsi yang membelit sejumlah kadernya, khususnya Setya Novanto yang menjabat Ketua Umum.

"Sekarang kami merasa sangat prihatin, kok Golkarnya sudah kayak gini," kata Titiek.

Menurut Titiek, perlu langkah serius untuk mengeluarkan Partai Golkar dari masalah tersebut.

Dia yakin, bila diberi kesempatan memimpin Golkar akan mampu membawa kejayaan partai beringin itu seperti di era Orde Baru, ketika ayahnya, Soeharto menjabat presiden selama 32 tahun.

"Kemudian ke depan kalau kami sampai dipercaya tentunya, kita harus menggerakan lagi roda daripada Golkar ini. Senang atau tidak senang, bahwa rakyat di bawah itu masih menginginkan Golkar kembali ke akarnya," ucap Titiek.

Titiek pun menerangkan, bahwa yang dimaksud dengan akarnya adalah kembali ke Cendana, keluarga Pak Harto.

"Kembali ke akarnya berarti kembali ke Cendana, katakanlah Pak Harto," tandas Titiek. 

 

2 dari 3 halaman

Golkar Partai Kader

Klaim Titiek Soeharto yang menyebut rakyat menginginkan Golkar kembali dikuasai keluarga Cendana diprotes oleh sejumlah kader Golkar lainnya. Ketua DPP Partai Golkar Andi Sinulingga mengaku tidak setuju dengan klaim Titiek.

"Semangat Indonesia merdeka itu adalah menyejahterakan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa, maju ke depan, bukan kembali ke masa lalu," ujar Andi Sinulingga, Minggu (10/12/2017).

Menurut Andi, rakyat menginginkan Golkar ke depan menjadi partai yang antikorupsi dan terus memperjuangkan kebutuhan rakyat.

"Rakyat ingin Golkar berubah dari perilaku politik yang koruptif menjadi benar-benar mewakili dan memperjuangkan kepentingan rakyat banyak, adaptif dengan perkembangan zaman," kata Andi.

Menurut dia, calon pemimpin Golkar harusnya bisa berpikir visioner dan tidak hanya membanggakan sejarah yang terjadi di masa lalu.

"Calon pemimpin bangsa itu harus adalah seseorang who knows the way, goes the way, and shows the way. Bukan berhenti pada romantisme masa lalu," kata Andi.

Sementara itu, petinggi Golkar lainnya Happy Bone Zulkarnain, mengingatkan Golkar telah menjelma menjadi partai modern. Suksesi kepemimpinan di Golkar bersifat demokratis.

"Karena partai modern tentu tidak mengenal dinasti. Kita tidak mengenal istilah Golkar milik keluarga siapa," tutur Happy Bone saat berbincang dengan Liputan6.com.

Bone tidak mempersoalkan rencana Titiek Soeharto. Hanya saja, ia menegaskan Golkar adalah milik kader, bukan milik keluarga Cendana.

"Dan kemudian ingin menjadi ketua umum ya harus dengan proses demokrasi. Proses itu bisa muncul di Munaslub," jelas dia.

Happy Bone menilai Titiek masih berada dalam semangat kebatinan masa lalu. Sementara, saat ini, Golkar sudah berubah mengikuti perkembangan zaman.

"Ya menurut pandangan saya tidak ada masalah (maju calon ketum). Tetapi tidak mungkin kemudian dikatakan bahwa dikembalikan ke Cendana. Itu kan sebenarnya saya mengatakan itu setback (kembali ke masa lalu)," Happy Bone menandaskan.

3 dari 3 halaman

Titiek Didukung Senior Golkar?

Pernyataan Titiek yang ingin mengembalikan kekuasaan Golkar seperti era Orde Baru ini juga menarik perhatian Airlangga Hartarto yang juga telahn menyatakan diri akan maju sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Menurut Airlangga, harus dibedakan antara Golkar saat Orde Baru (era Presiden Soeharto) dengan Golkar baru yang telah berubah setelah reformasi.

"Golkar sudah menjadi Partai Golkar pas reformasi. Ini tentu Partai Golkar mengutamakan hal yang terkait sesudah reformasi dan Partai Golkar menjadi partai rujukan menjalanan demokrasi tersebut. Oleh karena itu semua bisa maju," jelas dia.

Dia pun menyatakan siap berhadapan dengan Titiek Soeharto. Petinggi partai pastinya menekankan terpenuhinya PLDT atau Prestasi, Loyalitas, Dedikasi, dan Tidak Tercela.

"Tidak ada yang bisa satu orang kader dihalangi sejauh itu memenuhi persyaratan PLDT," Airlangga.

Munculnya nama Titiek Soeharto dalam bursa calon ketua umum Golkar dinilai Senior Golkar sebagai hal yang wajar oleh sejumlah tokoh senior yang datang memenuhi undangan ke Cendana.

Mantan Ketua Umum Golkar Akbar Tanjung yang turut hadir mengatakan kedatangan para senior menemui Titiek hanya untuk meminta masukan.

"Tentu pada waktunya nanti, kalau dianggap penting, tentu kami akan ketemu lagi," ungkap Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Akbar Tanjung usai pertemuan di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 9 Desember 2017.

Menurut Akbar, hingga kini para sesepuh masih menunggu keputusan DPP Partai Golkar terkait dengan acara Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang salah satu agendanya memilih Ketua Umum.

Akbar tak menampik, pertemuan dengan keluarga Cendana bisa saja kembali dilakukan. Sambil menunggu perkembangan dan situasi politik menjelang Munaslub.

"Pertemuan ini bisa saja dilanjutkan di hari-hari mendatang sesuai dgn perkembangan-perkembangan yang terjadi di lingkungan Golkar," tandas Akbar.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â