Sukses

Polri Pantau Harga Pangan Saat Natal dan Tahun Baru

Periode jelang Natal dan Tahun Baru rawan penyelewengan harga, sebab permintaan atau demand meningkat.

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menggelar video conference dengan seluruh Kapolda di Mabes Polri, Jakarta. Video conference ini membahas tentang pengawasan harga bahan pokok jelang hari raya Natal dan Tahun Baru.

Usai video conference tersebut, Tito menyampaikan, pihaknya bersama kementerian terkait sepakat mengawasi secara ketat harga kebutuhan bahan pokok.

Menurut dia, periode jelang Natal dan Tahun Baru ini rawan penyelewengan harga, sebab permintaan atau demand meningkat.

"Bagi kartel juga bisa jadi momentum dari mereka untuk mendapat keuntungan, tapi mengorbankan masyarakat," kata Tito Karnavian di Mabes Polri, Jakarta, Senin (11/12/2017).

Tito mengaku sudah mendapat informasi dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, dan Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) tentang perkembangan stok bahan pokok dan harganya di pasaran.

Berdasarkan keterangan dari sejumlah Kementerian itu, stok pangan saat ini masih cukup hingga akhir tahun. 

Hanya saja, dia menambahkan, ada beberapa persoalan yang harus dibenahi. Misalnya, terkait distribusi beberapa komoditas pangan. 

"Potensi macetnya distribusi itu ada. Tetapi kenaikan harga di pasaran karena masalah itu masih bisa ditekan," ucap mantan Kapolda Papua itu.

 

 

 

 

2 dari 2 halaman

Bulog Pastikan Stok Aman

Perum Bulog memastikan, pasokan bahan pangan jelang libur Natal dan Tahun Baru 2018 dalam kondisi aman.

Adapun bahan pokok tersebut di antaranya beras, gula, minyak goreng, dan daging. Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumajakti mengungkapkan, untuk beras, saat ini pihaknya masih memiliki stok mencapai 1,2 juta ton.

"Artinya ini aman, biasanya memang 1,5 juta kalau bisa 1 juta, tapi kan ini untuk menjaga, dan itu aman," ucap Djarot di kantornya, Senin 27 November 2017.

Sementara untuk minyak goreng, Perum Bulog memiliki stok mencapai 2,2 juta liter. Meski diperkirakan cukup, Djarot mengaku akan terus menambah pasokan.

"Kalau untuk daging, hari ini kami punya daging kisaran 16 ribu ton. Artinya kalau kita rata-rata satu bulan kan 8.000-9.000 ton artinya masih jauhlah," tegas dia.

Ditambahkan Djarot, dari 16 ribu stok daging yang dimiliki tersebut, mayoritas adalah daging kerbau. Baginya, daging kerbau ini mulai digemari masyarakat dan mampu menggantikan daging sapi.

"Saya hanya ingin sampaikan bahwa kita hari ini sudah impor sekitar hampir 80 ribu ton dalam waktu kurang dari setahun. Lalu dari 80 ribu itu tersisa 16 ribu, artinya kan terpakai, sisanya kan terserap dan Insya Allah tidak ada komplain baik dari sisi kehalalan, higienis, maupun dari sisi rasa," dia menandaskan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â