Sukses

Ribuan Anak di Kota Tangerang Disuntik Imunisasi Difteri

Para siswa banyak yang menolak imunisasi difteri karena merasa ketakutan pada jarum suntik.

Liputan6.com, Tangerang - Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Kesehatan Kota Tangerang memberikan imunisasi kepada ratusan pelajar sekolah dasar dalam upaya penanggulangan penularan penyakit difteri.

Seperti hari ini, Senin (11/12/2017), ada 316 siswa SDN Karawaci 3 diberikan vaksin. Mereka disuntik satu per satu untuk diberikan imunisasi DPT.

Penyuntikan itu diberikan agar para anak siswa mendapatkan kekebalan di dalam tubuhnya. Namun, pada pelaksanaannya terhambat karena ada beberapa anak yang menolak disuntik.

Mereka menolak karena merasa ketakutan pada jarum suntik. Ada beberapa anak yang menangis bahkan bersembunyi di kolong meja untuk menghindari jarum suntik.

"Kalau yang pingsan enggak ada, kalau yang kabur banyak sih yang nangis juga. Justru yang nangis anak kelas 5 dan 6, malahan kelas 1 dan 2 mah pada berani," tutur Kadinkes Kota Tangerang, Dr Liza Puspa Dewi saat melaksanakan kegiatan ORI di SDN 03 Karawaci, Senin (11/12/2017).

Tak hanya sekolah, di posyandu dan puskesmas juga sudah buka posko untuk imunisasi difteri. Liza menyebut, ada 618 ribu anak di Kota Tangerang yang harus diimunisasi melalui kegiatan ORI ini, karena memang mereka rawan terjangkit difteri.

Dengan adanya imunisasi ini, diharapkan tidak ada lagi orangtua yang tidak mengimunisasi anaknya. Penyakit difteri saat ini sudah mewabah di Kota Tangerang. Penyakit itu sebagian besar menyerang korbannya yang masih berusia 1 hingga 18 tahun.

"Di Kota Tangerang ada delapan penderita kasus yang di bawah umur 18 tahun," ungkap Liza.

Liza mengatakan, dengan imunisasi diharapkan bisa meningkatkan zero protektif pada anak-anak, sehingga transmisi bisa ditiadakan. Terlebih, agar anak-anak di Kota Tangerang bisa sehat dan tidak terkendala saat dia ingin mencapai cita-citanya. 

 

2 dari 2 halaman

Gejala Difteri

Difteri disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheriae. Bakteri ini menyerang selaput lendir di hidung dan tenggorokan. Gejala difteri ditandai dengan demam yang tak begitu tinggi (38 derajat Celsius), munculnya pseudomembran atau selaput tenggorokan berwarna putih keabu-abuan yang mudah berdarah jika dilepaskan, sakit ketika menelan, terkadang disertai pembesaran kelenjar getah bening di leher dan jaringan lunak leher yang disebut bullneck.

Ada kalanya gejala difteri juga disertai sesak napas dan suara mengorok.

Difteri mudah sekali menular melalui percikan air liur (droplet) dari bersin atau batuk. Umumnya difteri menyerang individu yang tak memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut, terutama anak-anak. Namun, penyakit ini sebetulnya tak pandang usia dan tidak tergantung musim.

Jika gejala difteri tidak segera ditangani atau petugas medis keliru mendiagnosis, maka bisa mengakibatkan kematian pada penderita. Infeksi difteri yang sudah parah bisa merusak sistem saraf pusat, jantung, dan ginjal. Penyakit ini bisa dicegah dengan imunisasi. 

Saksikan video pilihan di bawah ini: