Patroli Indosiar, Bali - Kegiatan tracking 22 siswa beserta empat guru pendamping yang menewaskan dua siswi akibat tenggelam di air terjun Tembok Barak, Buleleng, Bali, ternyata tidak diketahui pihak sekolah. Kepala sekolah mengaku sebelumnya sudah tidak mengijinkan kegiatan dilakukan dengan alasan cuaca yang tidak baik.
Seperti ditayangkan Patroli Indosiar, Selasa (12/12/2017), Kepala Sekolah SMK Kesehatan Widarba, Gusti Arsila mengaku dirinya tidak mengetahui adanya kegiatan tracking dan baru mengetahui dda kejadian dari pihak yayasan.
Pihak orangtua siswa marah dan kecewa, lantaran kegiatan wisata alam tracking di air terjun Tembok Barak Sambangan, Buleleng tidak diketahui pihak sekolah. Di samping itu, kegiatan tersebut ternyata tidak membawa pendamping atau pemandu wisata di lokasi.
Advertisement
Hingga saat ini pihak kepolisian dari Polsek Sukasada dan juga Polres Buleleng masih melakukan penyelidikan terhadap peristiwa meninggalnya dua siswi SMK Kesehatan Widarba.
Pihak kepolisian masih mencari informasi dari saksi-saksi yang berada di lapangan termasuk mendengarkan keterangan dari guru pendamping dan juga koordinator dari kegiatan tersebut.
Gusti Arsila juga mengaku masih berkoordinasi dengan pihak yayasan dan orangtua korban.