Sukses

Golkar Berganti Pimpinan, Rekomendasi RK-Daniel Masih Berlaku?

Menurut Daniel, pemberian rekomendasi bagi dirinya untuk mendampingi Ridwan Kamil (RK) sudah dianggap tepat

Liputan6.com, Garut - Pergantian pucuk pimpinan DPP Partai Golkar dari Setya Novanto ke Airlangga Hartarto, diprediksi memunculkan perubahan dalam konstalasi rekomendasi partai, menjelang Pilkada Serentak 2018.

Bakal calon Wakil Gubernur Jawa Barat dari Partai Golkar Daniel Muttaqien berharap, perubahan pucuk pimpinan partai berlambang Pohon Beringin itu tidak mengubah rekomendasi yang telah diberikan sebelumnya.

"Tapi secara prinsip sebagai kader partai, apa pun hasilnya saya siap menjalankan keputusan tersebut," ujar Daniel saat safari politik di Garut, Kamis 14 Desember 2017.

Dia mengatakan, sebagai partai pemilik kursi terbanyak kedua di DPRD Jawa Barat saat ini, konstalasi dukungan Partai Golkar selalu dicermati seluruh kontestan lainnya.

"Idealnya RK-Dedi Mulyadi, tapi kan menjodohkan dua orang ini susah sekali, kayak air sama minyak, satu sisi ingin jadi nomor satu, satu lainnya juga sama," ujar dia.

Menurut Daniel, pemberian rekomendasi bagi dirinya untuk mendampingi Ridwan Kamil (RK) sudah dianggap tepat. Ridwan Kamil yang memiliki basis massa di Jabar Selatan bersanding dengan dirinya yang memiliki dukungan kuat di wilayah Jawa Barat bagian utara.

"Kan baik menggabungkan kekuatan selatan dan utara," kata Daniel.

2 dari 3 halaman

Tetap Safari Politik

Meskipun demikian, partai tetap memperhitungkan perubahan isu politik nasional, termasuk internal partainya yang tengah berlangsung saat ini.

"Saya masih 36 tahun, mimpi saja belum (mencalonkan), tapi SK DPP itu (rekomendasi) berdasarkan hitungan matang partai juga," ujar dia.

Di tengah kekhawatiran itu, dia bersama relawan partai Golkar tetap melakukan sosialisasi termasuk safari politik untuk menggalang dukungan bagi pencalonan dirinya.

"Jangan asal kejadian 2014 terulang, Pak Ical saat nyapres tidak dapat apa-apa, padahal partai pemenang kedua," ujarnya.

Sebelumnya, pada Kamis (9/11/2017) bulan lalu, Dewan Pimpinan Pusat Golkar era Setya Novanto, secara resmi telah memberikan surat rekomendasi mandat dukungan bakal pasangan calon gubernur (Pilgub) Jawa Barat kepada pasangan Ridwan Kamil-Daniel Muttaqien.

Daniel yang tokoh Pantura atau Jabar Utara dianggap tepat menjaring suara dari utara. Sementara Ketua DPD I Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi yang selama ini gencar maju dari Golkar untuk pesta demokrasi warga Jabar lima tahunan itu, akhirnya kandas di tengah jalan.

Namun seiring penetapan tersangka Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto oleh KPK, serta terpilihnya Airlangga Hartanto, sebagai ketua umum baru partai Golkar, mulai menimbulkan tanda tanda.

Dedi yang dikenal dekat dengan Airlangga dianggap tidak diam diri kembali membuka harapan agar didukung partai yang dibesarkannya selama ini. Apakah penetapan SK itu bakal berubah atau tetap pada keputusan DPP Golkar sebelumnya memberikan mandat bagi RK-Daniel.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

3 dari 3 halaman

Harapan Ridwan Kamil

Bakal calon gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyampaikan selamat atas terpilihnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Airlangga terpilih secara aklamasi dalam rapat pleno Partai Golkar yang digelar Rabu malam, 13 Desember 2017.

"Saya mengucapkan selamat kepada Bapak Airlangga selaku Ketua Umum Golkar yang akan melaksanakan munaslub," kata Ridwan di Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/12/2017).

Pria yang karib disapa Emil ini juga berharap, terpilihnya Airlangga tak mengubah rekomendasi partai berlambang beringin itu di Pilgub Jabar 2018. Sebelumnya, Partai Golkar sudah merekomendasikan Ridwan Kamil-Daniel Muttaqien maju di Pilkada Jabar 2018.

"Semoga tidak ada perubahan terhadap rekomendasi," ujar Emil.

Emil menambahkan, sejauh ini tidak ada perubahan dari DPP Golkar terkait rekomendasi terhadap dirinya di Pilgub Jabar. Perubahan di pucuk pimpinan Golkar menurutnya tak akan berpengaruh lantaran rekomendasi mengatasnamakan partai, bukan pribadi.

"Selama ini kan institusi Golkar yang memberikan rekomendasi," jelas dia.