Liputan6.com, Polewali Mandar: Kesulitan mendapatkan bahan baku lokal memaksa pengusaha tahu dan tempe memutar otak di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, memutar otak, Kamis (10/2),. Mereka terpaksa menggunakan kedelai impor yang harganya lebih mahal.
Situasi itu juga dialami Budi Sumanto. Agar usahanya tetap berjalan, ia harus membeli kedelai impor dengan harga terendah Rp 7.500 per kilogram, sedangkan varietas lokal dijual seharga Rp 5.500 per kilogram. Akibatnya, ia mengurangi ukuran tahu dan tempe dari ukuran normal. B
Budi dan pedagang lainnya terkadang harus repot memberikan penjelasan kepada pembeli yang tak terima dengan situasi saat itu. Selain itu, Budi juga direpotkan biaya poduksi yang membengkak dari Rp 2,75 juta menjadi Rp 3,75 juta perhari.
Budi berharap pemerintah segera bertindak, agar usaha tahu dan tempe tidak gulung tikar.(WIL/SHA)
Situasi itu juga dialami Budi Sumanto. Agar usahanya tetap berjalan, ia harus membeli kedelai impor dengan harga terendah Rp 7.500 per kilogram, sedangkan varietas lokal dijual seharga Rp 5.500 per kilogram. Akibatnya, ia mengurangi ukuran tahu dan tempe dari ukuran normal. B
Budi dan pedagang lainnya terkadang harus repot memberikan penjelasan kepada pembeli yang tak terima dengan situasi saat itu. Selain itu, Budi juga direpotkan biaya poduksi yang membengkak dari Rp 2,75 juta menjadi Rp 3,75 juta perhari.
Budi berharap pemerintah segera bertindak, agar usaha tahu dan tempe tidak gulung tikar.(WIL/SHA)