Sukses

Rahasia di Balik Tanda Tangan Presiden Jokowi

Di hadapan civitas akademika UGM, Presiden Jokowi mengungkap rahasia di balik tanda tangannya.

Liputan6.com, Yogyakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bernostalgia di kampus tempatnya menimba ilmu. Usai menyampaikan pidato ilmiah dalam Rapat Terbuka Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai rangkaian Dies Natalis ke-68, ia berjalan kaki sejauh 500 meter dari Grha Sabha Pramana menuju ke Fakultas Kehutanan.

Jokowi pun mengungkap rahasia di balik tanda tangannya. Ternyata, ada nomor mahasiswa saat ia masih duduk di bangku kuliah di dalam tanda tangannya.

Saat masih kuliah, Jokowi memiliki nomor mahasiswa, yaitu 1681/KT. Ia mengabadikan nomor mahasiswanya itu dalam tanda tangan.

"Lihat saja di tanda tangan saya ada 1681," kata Jokowi, Selasa (19/12/2017).

Kedatangan Jokowi ke UGM disambut meriah. Mahasiswa, dosen, dan para alumni berebutan untuk mengabadikan gambarnya.

Jokowi tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980 dan lulus pada 1985.

 

2 dari 3 halaman

Keluhkan Minimnya Hutan

Sebagai alumnus Fakultas Kehutanan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku kecewa dengan pandangan khusus terkait perkembangan hutan di Indonesia. Triliunan rupiah digelontorkan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan setiap tahun, tetapi nyaris tidak ada hutan baru yang dibangun.

"Tunjukkan mana hutan yang jadi, kecuali Wanagama seluas 112 hektare dan di Getas juga ada, tetapi saya belum ke sana jadi saya belum bisa berkomentar," ujar Jokowi saat reuni dengan almamaternya di Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta, Selasa (19/12/2017).

Ia bercerita sempat menegur menteri soal minimnya hutan baru. Jokowi menanyakan keberadaan hutan, sementara anggaran yang digelontorkan sangat besar. Menteri pun menjawab sudah menanam sekian ribu hektare.

"Saya tanya balik, mana pohonnya? Saya kan orang lapangan, jadi saya pasti mengontrol," ucap Jokowi.

Jokowi menekankan pentingnya keberadaan hutan baru supaya hutan konservasi tidak habis. Keberadaan hutan baru bisa digunakan untuk bangunan dan furnitur.

Menurut Jokowi, tidak perlu menanam 1 juta pohon karena yang penting penanaman dan pemeliharaan dilakukan berkala dan berkelanjutan. Bisa dimulai dengan 2.000 meter persegi dulu tetapi rutin setiap beberapa waktu sekali.

3 dari 3 halaman

Bandingkan Hutan di Norwegia

Jokowi menceritakan hasil pertemuannya dengan Raja Norwegia 1,5 tahun lalu. Norwegia memiliki kandungan tambang besar, tetapi yang dikembangkan justru kehutanannya.

Kehutanan menjadi satu-satunya sektor yang digiatkan di tengah-tengah keterbatasan lahan negara Skadinavia. Dari hutan pula, negara itu memiliki pendapatan per kapita yang tinggi.

"Mengapa mereka menjadi negara kaya hanya dari hutan saja, ternyata karena dari hulu sampai hilir dikerjakan secara detail, mulai dari penanaman, pemeliharaan, penebangan, dan itu yang kita tidak lakukan," kata Jokowi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: