Liputan6.com, Jakarta - Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Hamonangan Laoly mengaku, pesoalan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) jadi tantangan tersendiri di 2018. Mulai dari masalah overkapasitas, peredaran narkoba, sampai tahanan kabur akibat kelalaian.
"Ini tantangan ke depan, bagi Dirjen Lapas untuk menyelesaikan persoalan seperti kanker. Harus ada sikap perubahan mental ini untuk melayani publik," tegas Yasonna di Kantor Kemenkumham, Jakarta, Rabu (20/12/2017).
Baca Juga
Yasonna menerangkan, perekrutan calon pegawai negeri sipil (CPNS), menjadi daya gedor baru untuk memperbaiki masalah di lapas. Penambahan sipir lapas, diharap mampu meredam aksi-aksi perlawanan dari para narapidana.
Advertisement
"Kita sudah mendapat penambahan (SDM), 14 ribu di dalamnya sipir lapas. Jika masih ada pelarian, masih ada narkoba masih ada lain-lain, ini tidak rasional lagi," kata Yasonna.
Target 2018
Yasonna pun memperingatkan Dirjen Pemasyarakatan agar segera menyelesaikan hal terkait secepatnya.
"Jadi prediksi 2018 tidak terjadi lagi. Kita terus assessment untuk terus evaluasi, kita buat pelatihan, kita harap ini akan sangat membantu dalam pengawasannya," ujar Yasonna.
Â
Â
Advertisement
Lapas Maximum Security
Yasonna H Laoly menargetkan pembangunan Lapas Super Maximum Security (SMS) segera rampung pada akhir 2017. Lapas ini akan diperuntukkan bagi narapidana berkategori high risk atau risiko tinggi.
"(Pembangunan lapas maximum security) lagi on going. (Targetnya) Desember (2017) itu terlambat dikit," kata Yasonna ditemui di Jakarta Selatan, Kamis 23 November 2017.
Dia menjelaskan lapas maximum security bukan hanya dibangun untuk narapidana terorisme. Narapidana narkoba dan narapidana lain yang berisiko tinggi juga akan ditampung di sana.
Lapas maxium security berlokasi di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Rencananya ada tiga lapas berkategori itu.
"Kami sedang bangun yang high security, satu (lapas) di Karanganyar, Batu sama Pasir Putih," ucap politikus PDIP itu.
Saksikan video pilihan di bawah ini: