Liputan6.com, Jakarta - Pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang boleh bergembira karena mereka diperbolehkan berjualan di depan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat sejak Jumat 22 Desember 2017. Namun kegembiraan yang sama tak dirasakan oleh para pengguna jalan Kebon Jati di depan Blok G, Tanah Abang, Sabtu (23/12/2017).
Klakson kendaraan terdengar bersahut-sahutan. Para pengendara juga saling salip berharap bisa menyintas kemacetan.
Marbut (44) misalnya, dia mengeluhkan kemacetan yang menurutnya terjadi sejak pagi. Memang, ruas jalan ini dikenal dengan kemacetannya. Namun kemacetan bertambah parah sejak ruas jalan di depan Stasiun Tanah Abang ditutup untuk PKL.
Advertisement
"Iya macet banget ini, dari pagi sampai sekarang," kata sopir mikrolet jurusan Meruya-Tanah Abang ini. Sedikit bernada emosi, ia menyesalkan kemacetan harus terjadi sepanjang hari.
"Biasanya pas pagi berangkat kerja sama pulang kerja saja," tutur Marbut kepada Liputan6.com. Apalagi kemacetan sudah terjadi sebelum memasuki kawasan Blok G.
Salah seorang pedagang minuman yang biasa berjualan di samping ruas jalan Blok G pun menuturkan hal serupa. Menurutnya kemacetan tidak terjadi saat siang hari.
Pedagang yang tak ingin diungkap identitasnya ini mengungkapkan, banyak kendaraan umum yang biasanya tidak memasuki ruas jalan Blok G terpaksa menempuh kemacetan akibat penutupan jalan di depan Stasiun Tanah Abang.
"Iya kan misalnya mikrolet 08, kopaja 502, sama Transjakarta (biasanya) kan enggak lewat sini," ujar dia.
Namun ia justru mensyukuri kemacetan yang terjadi. Menurutnya keramaian lalu lintas menambah pejalan kaki yang menyambangi lapaknya. "Jadi banyak yang mampir sini aja, sudah jalan Allah kali ya," imbuhnya bersyukur.
PKL Sempat Bersitegang
Di tengah kegembiraan pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang yang mendapatkan lapak resmi berupa tenda dari Pemprov DKI, para pedagang kios resmi di Pasar Blok G Tanah Abang justru menjerit kecewa.
Salah satu pedagang Blok G, Yeni (52), mengaku bingung bagaimana nasib para pedagang yang berada di kios resmi di dalam blok-blok pasar Tanah Abang.
"Kecewa besar ya, saya merasa gubernur sekarang PKL ditata, yang kita mau dikemanakan Pak Gubernur?" ujar Yeni di Tanah Abang, Jumat (22/12/2017).
Bila PKL diresmikan, Taufik, seorang pedagang Blok G, menyebut dagangan para penjual di toko atau kios otomatis akan sepi.
"Kalau diresmikan PKL-nya, kita tambah sepi. Kita bingung, kita semrawut, ke Blok G akses juga kesulitan," katanya.
Senada dengan Yeni, Taufik juga tidak setuju dengan dilegalkannya PKL di Tanah Abang.
"Kenapa meresmikan? PKL balik lagi ke jalan, kita enggak setuju," ujarnya.
Advertisement